sohib muda Buat kamu yang kelas 3 SMA/SMK/MA lagi ngos-ngosan ngerjain soal-soal
UN. Semoga saja nggak ada yang sampe ngebul ubun-ubunnya
akibat spaneng dan hang. Hehehe.. saya doakan semoga kamu
semua lulus dan diluluskan. Lho, kok ada istilah lulus dan
diluluskan? Oopps.. ini bukan salah ketik, tetapi ditulis dengan
keseriusan penuh. Iya, karena ada yang benar-benar bisa
ngerjain soalnya dan kamu berhak lulus. Ada juga di antara
kamu yang kudu dibantu diluluskan ketika ujian (misalnya
jawabannya dibenerin sama guru-guru di sekolahmu karena
kamu termasuk yang berpotensi nggak lulus). Sori. Bukan
nuduh, tetapi faktanya memang ada yang begitu. Kalo gitu, buat
apa ada Ujian Nasional ya? *mikir sambil manggut-maggut
memang bernada prihatin, berirama kesedihan, bernuansa
kecemasan. Bukan apa-apa. Udah capek-capek nyiapin buat
bertarung di UN, eh udah lulus malah kamu runtang-runtung
nggak jelas. Kerja susah, mau kuliah kurang biaya. Bagi yang
beruntung, alhamdulillah bisa dapetin kerja atau kuliah atas
biaya ortu. Lha, gimana yang nggak kuliah dan nggak kerja? Bagi
mereka yang kebagian jenis terakhir ini, habis UN terbitlah
galau. Waduh!
Sobatku, kalo kamu orang yang tegar bak batu karang
yang tahan dihempas gelombang, maka tak perlu galau hadapi
UN. Nyantai aja lagi. Jangan keder atau bingung. Kalo kamu
udah nyiapin diri, in sya Allah bakalan lancar dilalui. Nah,
perkara nanti setelah Ujian Nasional kamu ternyata gagal, tetap
jangan bikin galau. Itu hal biasa. Terima kekalahan dengan
kepala tegak. Sebab, yang terpenting udah berjuang. Betul
nggak?
Nah, masalahnya adalah, apakah kamu semua udah terbiasa
berjuang dan menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan
ini? Silakan interospeksi diri masing-masing ya. Saya sendiri
merasa khawatir ketika melihat banyak remaja yang hidupnya
kok sepertinya nyantai dan main-main. Lebih asik ngerumpi di
BBM, main-main berbalas komentar atau sharing hal-hal tak
begitu bermanfaat di facebook atau twitter. Ini kondisi yang
sangat tidak kondusif mengingat kamu seharusnya sudah mulai
serius memikirkan masa depanmu.
Menggapai masa depan terbaik
Rasa-rasanya di dunia ini nggak ada orang yang mau sengsara,
meski pernah ada novel berjudul Sengsara Membawa Nikmat.
Itu lain konteksnya, sobat. Kalo udah berusaha untuk menjadi
lebih baik tetapi belum juga kesampaian dan akhirnya sengsara,
ya kita hadapi saja. Gimana kalo sengsara berkepanjangan? Ya,
kamu kudu sabar dan coba menghibur diri Waduh, nggak
banget ah. Hey, nggak usah minder en pesimis. Tetap semangat
sambil terus berikhtiar secara maksimal,
Sobat!
menggapai masa depan terbaik pasti dambaan
kita semua, termasuk para orang tua kita. Nggak ada ortu yang
ngidam berharap anaknya terlantar. Semua orang tua kepengen
anak-anaknya sukses untuk menggapai masa depan terbaiknya.
Ini sudah kondisi normal alias wajar.
Hanya saja permasalahannya adalah, kondisi kehidupan saat ini
yang tak menentu dan sistem pendidikan yang nyaris tak tentu
arah membuat sebagian besar orang tua cemas memikirkan
masa depanmu. Mungkin juga buat kamu yang udah mikir masa
depan jadi ikutan khawatir. Beginilah kehidupan kita saat ini,
ketika Islam tak diterapkan sebagai ideologi negara. Bikin miris
dan memilukan.
Kita semua menyangka bahwa untuk mendapatkan masa depan
terbaik adalah melalui pendidikan. Tetapi setelah sekian lama
belajar malah nggak karu-karuan kehidupan kita. Bukan hanya
soal akhlak yang kedodoran, tetapi juga masa depan secara
finansial ikutan jeblok. Jangankan yang cuma lulusan SMA,
mereka yang sarjana aja jadi menambah barisan panjang para
pengangguran. Memang sih nggak semuanya bernasib buruk,
karena tak sedikit juga yang mujur. Namun ini perkara kebijakan
negara Bro en Sis. Sistem pendidikan?lengkap dengan tujuan
dan target?erat kaitannya dengan kebijakan negara. Kalo
negaranya peduli, maka sebenarnya mereka yang terdidik akan
mendapat tempat yang layak. Apalagi jika yang terdidik itu
otaknya encer alias pinter banget plus shalih dan shalihah,
dijamin bahagia dunia-akhirat.
Ah, jadi miris kalo ngomongin soal ini. Why? Sebab tak sedikit
lho orang cerdas di negeri kita yang memilih berkiprah dan
mengamalkan ilmunya di negeri orang ketimbang di negerinya
sendiri. Saya pernah menyaksikan tayangan Kick Andy yang
menampilkan Dr Khoirul Anwar yang menemukan jaringan 4G
(ini lebih tinggi dari 3.5G yang sekarang kita gunakan dalam
berkomunikasi layanan data internet). Itu orang Indonesia,
sobat. Tetapi beliau memilih berkarir dan mengembangkan
ilmunya di negeri Sakura, Jepang. Saat ditanya sama Bung Andy
di acara itu, ?Mengapa Anda tidak mengabdikan ilmu Anda di
negeri sendiri??, Dr Khoirul Anwar hanya diam sambil
tersenyum. Tak berkata apa-apa. Tetapi Bung Andy dan peserta
yang hadir di acara itu semuanya tertawa karena sudah
memakluminya dan tahu jawabannya. Ya, inilah negeri kita.
Orang-orang yang berprestasi hebat dan mendunia lebih senang
berkiprah di negeri orang karena perhatian yang minim dari
pemerintah negeri sendiri. Sekadar tahu saja, teknologi jaringan
4G yang ditemukan Dr Khoirul Anwar diterapkan pertama kali
pada Desember 2009 di Norwegia. Di negeri sendiri, kebijakan
pemeritah masih melindungi provider yang udah investasi di
jaringan 3G atau 3.5G. Jaringan 4G yang super kenceng belum
maksimal didukung.
Selain Dr Khoirul Anwar, ada ratusan orang hebat negeri ini yang
memilih mengabdikan ilmu di luar negeri, te Sayang banget ya, kehebatan mereka dimanfaatkan
oleh negara lain. Di negeri ini mungkin saja pemerintahnya sibuk
rebutan jabatan dan berlomba jadi koruptor ketimbang mikirin
negara dan rakyatnya. Mengenaskan!
meraih masa depan
terbaik. Ini penting, sobat. Untuk meraih masa depan terbaik
kita harus meluruskan niat (yakni semata untuk menggapai
ridho Allah Ta?ala), mengokohkan tawakal (hanya menjadikan
Allah Ta?ala sebagai penolong) dan memaksimalkan ikhtiar, serta
lengkapi semua itu dengan doa. In sya Allah akan dimudahkan
oleh Allah Ta?ala dalam meraih masa depan terbaik. Aamiin.
Bro en Sis rahimakumullah, . Kamu
sudah siap kan untuk menggapai masa depan terbaikmu? Yup!
Harus! Seorang muslim harus sudah menentukan tujuan dan
target dalam kehidupannya. Kalo ada di antara kamu yang masih
main-main dan belum tahu hendak ngapain dan mau ke mana,
sungguh ter-la-lu!
Raih sukses tanpa galau
Hehehe.. kalo urusan galau sih sebenarnya tak perlu nunggu ada
Ujian Nasional. Adanya Ujian Nasional hanyalah pelengkap
penderita kamu-kamu yang malas belajar dan doyan galau.
Urusan galau itu persoalan cara pandang, kok. Kalo kamu
merasa bahwa hidupmu baik-baik saja dan punya tujuan hidup
yang benar dan jelas, maka tak akan merasakan kegalauan.
Sebab, mereka yang galau adalah golongan yang tak memiliki
tujuan hidup dan tak punya target dalam hidupnya. So, kamu
kudu mulai memikirkan masa depanmu, sobat!
Ya, masa depan itu penting untuk direncanakan dan disiapkan
sejak sekarang. Apalagi jika kita mikirnya lebih jauh, yakni masa
depan di akhirat kelak. Nah, untuk merencanakan masa depan
yang lebih baik, tentu saja nggak ditempuh dengan kegalauan.
Bro en Sis rahimakumullah, . Untuk
meraih sukses, selain tanpa kegalauan, juga harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut: Pertama, kamu sendiri harus
berusaha untuk meraih sukses. Kedua, hubungan dengan orang
lain alias punya koneksi atau jaringan. Ketiga, lingkungan yang
baik mulai dari keluarga, masyarakat dan negara. Nah, in sya
Allah jika ketiga hal itu digabungkan akan menjadi jalan untuk
mendapatkan kesuksesan.
Nah, yang pertama sekali adalah kesiapan diri kita untuk mau
berjuang meraih sukses. Sebab, meski banyak koneksi atau
luasnya jaringan persahabatan dan lingkungan yang bagus untuk
bisa meraih sukses, namun jika kita sendiri nggak mau bergerak
untuk mendapatkan kesuksesan, ya tentu saja nggak akan jadi,
Bro en Sis.
Allah Ta?ala berfirman (yang artinya),
?Sesungguhnya Allah tidak
mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah
keadaan? (QS ar-Ra?d [13]: 11)
Nah, maksud ayat ini, Allah Ta?ala tak akan mengubah keadaan
suatu kaum, selama kaum tersebut tak berusaha mengubah
sebab-sebab kemundurannya atau kelemahannya. Maka, tentu
saja untuk meraih sukses kamu harus menghilangkan sifat galau
yang mungkin selama ini kamu pelihara dan ditampakkan dalam
status di facebook dan twitter atau instagram. Ok? Sukses tak
diraih dengan galau. Sekarang, fokus dulu untuk mengerjakan
Ujian Nasional, hadapi dengan tenang dan maksimalkan
ikhtiarmu. Setelah usai melewati UN, barulah kamu pikirkan
baik-baik dan buatlah strategi jitu untuk merencanakan masa
depanmu. Siap ya? Sip! Oya, yang terpenting dari semua itu,
kamu harus meraihnya demi menggapai ridho Allah TaAlla?