Wednesday, 28 March 2012

yang perlu tahu buat wanita

Kewajiban Muslimah Terhadap Tubuhnya Diposting oleh zafaran pada 17 February 2012 0 Comment 238 4share0share242 gurbet ruzgari_beauty_arabian women_niqab Muslimahzone.com – Banyak muslimah yang tampaknya kurang peduli dengan keadaan fisiknya, karena menganggap bahwa itu tidak penting. Kurang peduli terhadap fisik bisa berupa tidak menjaga asupan makanan yang sehat dan bergizi, sehingga seringkali tubuh mudah sakit-sakitan, kemudian tidak pula diobati dengan tuntas sampai menjadi penyakit yang parah. Kekurang pedulian yang lain adalah kebersihan tubuh. Kebersihan disini bisa pakaian, rumah/kamar pribadi, kebiasaan sehari-hari, dll. Termasuk kurang peduli pula pada penampilan, misalnya memakai pakaian yang berwarna mencolok atau tidak serasi, memakai pakaian tidak sesuai, jilbab tidak rapih,dll. Namun banyak pula muslimah yang memperlakukan tubuhnya secara berlebihan, hingga cenderung boros, baik untuk pakaian, perawatan tubuh, aksesoris, dsb. Sehingga pakaian muslimah yang digunakan tidak sesusai lagi syar’i, tipis/menerawang/ketat, berwarna mencolok mata. Seorang muslimah yang mensyukuri nikmat tubuhnya, tentunya akan senantiasa bersikap proporsional dalam menjaga fisiknya. Menjaga makanan dan minuman dengan memilih yang halal, bersih, bergizi. Berolah raga teratur (jika mampu). Tidur yang cukup dan berkualitas (bukan kuantitas). Menjaga kebersihan diri (kebersihan kulit/wajah/rambut, bau aroma tubuh) dan lingkungan (kamar tidur, toilet misalnya). Kesehatan wanita sejak dini/muda akan sangat berpengaruh bagi kehidupannya kelak, sesuai kodratinya. Misalnya untuk kesehatan reproduksinya, kesehatan organ seksualnya, kekuatan tubuhnya untuk hamil, menyusui, mengurus rumah tangga, dan aktif di masyarakat. Dalam berpakaian pun senantiasa sesuai dgn syari’at, rapih, bersih, sehingga menciptakan image yang baik di masyarakat, bagaimana seharusnya sosok wanita muslim. Perhatian-perhatian ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda ketika sahabat Abdullah bin Amr bin Ash berpuasa disiang dan malam hari, “ Janganlah lakukan, karena sesungguhnya matamu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, badanmu memiliki hak yang harus kau tunaikan, keluargamu memiliki hak yang harus kau tunaikan, maka puasa dan berbukalah, shalat dan tidurlah..(HR.Muslim). ref: kajian muslimah Ilustrasi foto oleh Gurbet Ruzgarı (zafaran/muslimahzone

Friday, 23 March 2012

cantik ataw musibah

Maaf, Kecantikanmu Musibah Bagiku Puisi dan Syair 20/3/2012 | 27 Rabbi al-Thanni 1433 H | Hits: 4.472 Oleh: Herdiansyah Kirim Print Ilustrasi (inet) dakwatuna.com Ukhti, saudariku, kau cantik, ku akui itu karena memang kau terlahir untuk itu walau relatif kecantikanmu tergantung hak individu Ku tahu kecantikanmu anugerah dari Tuhanku dan Tuhanmu tapi, bukankah Tuhanku dan Tuhanmu punya aturan untuk itu Kau harus menjaganya dari mata lelaki jalang yang belum halal baginya dan bagimu Tahukah kau itu atau kau sama sekali tak tau atau pura-pura tak tau atau tak mau tau soal itu Tuhanku dan Tuhanmu memberi instruksi untukmu ulurkan kain ke seluruh tubuhmu biar kau tak diganggu Tuhanku dan Tuhanmu juga ada instruksi untukmu jangan nampakkan perhiasanmu panjangkanlah kain itu ke dadamu Tuhanku dan Tuhanmu menambah instruksi untukmu dan untukku tundukkan pandanganmu agar hati kita tak berdebu Namun, kenapa kau tak gubris instruksi itu dengan kau umbar auratmu kau hiasi aurat itu agar mata lelaki terayu mengakui cantikmu indah bentuk tubuhmu bagaimana aku menjaga nafsu kalau kau umbar aurat selalu aku sama sekali tak menyalahkanmu karena ini lemahku di depan sang nafsu Tapi, mungkin lebih mudahku membendung sang nafsu kalau kau membantu dengan menutup auratmu karena ku bukan malaikat bukan juga iblis terlaknat imanku bisa melesat mendarat bisa juga melusut melarat hari ini, ku menjadi tuan nafsu namun besok, mungkin nafsu memperbudakku ku takut lirikan itu menambah saldo dosa- dosaku semoga kau menyadari itu wahai ukhti saudariku demi kebaikanku dan kebaikanmu demi hatiku dan hatimu yang berdebu karena noda- noda pandangan itu Topik: Kecantikan Keyword: cantik, maaf, musibah Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19452/maaf-kecantikanmu-musibah-bagiku/#ixzz1pu33mkfb

dakwah kerana siapa???

Dakwah Karena-Nya atau Karenanya? Artikel Lepas 22/3/2012 | 29 Rabbi al-Thanni 1433 H | Hits: 570 Oleh: Deddy Sussantho Kirim Print Ilustrasi (inet) dakwatuna.com – Saudaraku, bersabarlah. Terpaan dan dinamika yang kita rasakan merupakan bagian dari manisnya perjuangan. Karena kita tidak akan tahu betapa mahalnya rasa manis, tanpa sebelumnya mengenal apa itu rasa pahit. Betapapun terpaan dan dinamika itu berasal dari saudara kita sendiri. Atau bahkan dari diri kita sendiri. Pada dasarnya, kita memang harus memahami bahwa gerbong dakwah ini tidak hanya diisi oleh kalangan kita sendiri. Laiknya gerbong kereta, yang isinya tidak hanya dari kalangan eksekutif semata, tetapi ada juga dari rakyat biasa, pengamen, atau bahkan pencuri. Untuk itu, tidak semestinya kita mengeluh terhadap hal itu. Apalagi menghardik keberadaan mereka. Sebaliknya, seharusnya kita lebih membuka mata dan hati kita, menjadikannya kesempatan untuk lebih mengenal tempat di mana posisi kita berada. Seperti itulah kenyataannya, Saudaraku. Kita tidak sendiri. Ada harakah dan wajihah selain kita. Mereka berbeda, tapi memiliki tujuan yang sama, yaitu Allah SWT. Jika harakah adalah jalan, maka wajihah adalah kendaraannya. Kita harus menyadari, bahwa untuk sampai suatu tujuan itu tidak mesti melalui jalan yang sama dan kendaraan yang sama. Ibarat mau ke Blok M, kita bisa melewati Pondok Indah, Pondok Labu, Pondok Cabe, atau Pondok Pinang. Semua jalan itu sah-sah saja, selama tujuannya sama. Perbedaan dalam memilih jalan hanyalah karena sudut pandang yang berbeda dalam melihat jalan yang efektif untuk mencapai tujuan dakwah. Sementara dalam satu jalan tersebut, kita bisa saja memilih kendaraan apa saja yang sekiranya cocok dengan kita. Saudaraku, kita tidak mesti dalam satu kendaraan. Karena boleh jadi ‘kendaraan-kendaraan’ lain itu mengisi kekosongan tempat yang mungkin belum kita lalui. Lihatlah, betapa banyak kendaraan itu. Mereka memiliki karakter dan sifatnya masing-masing. Itu sebabnya tidak selayaknya kita menilai mereka dengan kacamata jumawa, seolah hanya kendaraan kita yang benar. Cobalah perhatikan, mereka sama-sama mempunyai keunggulan yang tidak bisa kita banding-bandingkan antara satu dengan yang lain. Meski menempuh jalan dan dengan kendaraan berbeda, mereka adalah saudara kita selama aqidah kita sama, aqidah Islam. Mereka juga bagian dari kita selama fikrah kita sama, fikrah Islam. Mereka tetap kelompok kita selama manhaj kita sama, manhaj Islam. Yang tidak sepatutnya adalah ketika kita menjadikan ‘jalan’ dan ‘kendaraan’ tersebut sebagai tujuan dan alasan dalam berdakwah. Bersabarlah, Saudaraku. Perbedaan itu adalah hal yang wajar, selama spirit pergerakan ini tidak terbungkus kesombongan dan ashobiyah, melainkan ketulusan untuk fastabiqul khoirots. Sehingga antara wajihah atau harakah, dengan kelebihannya masing-masing, memacu laju dakwahnya guna memberikan yang terbaik untuk-Nya. Kita berjalan beriringan, saling menguatkan. Sungguh, keberagaman yang membuat dakwah ini semakin indah, bukan? Namun, ada kalanya suhu kita tidak sama. Perbedaan menyikapi persatuan menjadi awal keretakan kita. Kemudian berlanjut menjadi fenomena yang menyedihkan, seperti rebutan kader, saling menjelek-jelekkan wajihah atau harakah lain, sambil membanggakan atribut-atribut keorganisasian masing-masing. Padahal di satu sisi, kita mengaku kader dakwah. Kalau sudah begini, mari telisik kembali orientasi dakwah kita: karena-Nya atau karenanya yang lain? Miris. Kekeliruan-kekeliruan itu seperti menunjukkan bahwa kita orang baru dalam dakwah ini. Bersabarlah, Saudaraku. Beginilah yang terjadi jika orientasi perjuangan kita ditempatkan pada posisi yang salah. Laiknya berlayar, namun menggunakan kompas yang salah. Pada akhirnya gerak dakwah kita hanya buang-buang tenaga, pikiran, dan waktu. Lelah jadinya. Tidak ada ketenangan dan keberkahan. Salah menyikapi variasi dakwah terjadi. Lalu debat kusir di mana-mana. Hati pun semakin keras, sulit menerima pendapat. Ada pun fanatisme golongan membuat kita merasa wajihah atau harakah kita paling baik. Dan lain sebagainya. Ketika itu, tanpa kita sadari, kita tengah berjalan menuju jurang kehancuran, Saudaraku. Tak heran, fenomena ini dirangkum Fathi Yakan dalam sebuah buku “Robohnya Dakwah di Tangan Da’i”. Sekali lagi bersabarlah, Saudaraku. Jangan terburu-buru menilai, menghakimi, atau mengomentari pihak lain. Sementara masih banyak yang harus kita pahami, soal harakah, dakwah, tarbiyah, dan ukhuwah. Tidakkah kita mengingat pesan Mustafa Masyhur dalam buku Thariqud Da’wah, bahwa tugas kita adalah menyeru, bukan menilai. Karena soal penilaian itu bukan urusan kita lagi, tapi merupakan ranah Allah Yang Maha Sempurna. Saudaraku, bersabarlah. Mari kita belajar persatuan dari sekawanan semut. Meski dunia memandang mereka kecil, namun mereka tak pernah mengecilkan dunia. Sebab itulah mereka bersatu, sehingga mereka dapat ‘besar’ tanpa harus menjadi besar. Kuatnya mereka bukan lantaran otot kekar, yang tercipta dari upaya angkat-angkat materi, bukan pula hasil berjalan ke sana ke mari, melainkan karena kokohnya silaturahim. Gugusan mereka merupakan bukti nyata, bahwa mereka saling menjaga, saling percaya, saling merasa, saling peduli, saling mengerti. Saudaraku, kesunyian akan mengebiri kala kita sendiri. Kedamaian akan membusuk apabila kita saling menusuk. Sementara, cinta akan sirna jika tak saling dewasa. Saudaraku, mari merajut langkah seperti semut. Mereka berjalan dalam persatuan, yang terlahir bukan atas dasar penyatuan, tapi persatuan yang terjalin melalui kesatuan. Mereka beriring, bukan tergiring. Allahu a’lam… Keyword: Allah SWT, dakwah, fikrah, harakah, w Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/03/19489/dakwah-karena-nya-atau-karenanya/#ixzz1pu2fTdEe

Wednesday, 14 March 2012

remaja kalianlah harapan!!

Remaja Ideologis, Agen Perubahan! Weleh weleh weleh… Bumi gonjang ganjing… tretek tretek tektektek… Goncang dunia persilatan. Sekarang ini kaya’nya lagi musim revolusi. Di mana-mana pergolakan terjadi, dan bahkan sampe memakan korban jiwa yang nggak sedikit. Suara-suara rakyat yang udah muak dengan keadaan bobrok yang terbentang luas ini nggak bisa lagi dibendung pemerintah. Akibatnya terjadilah gerakan-gerakan massa rakyat besar-besaran menuntut perubahan. Kali ini D'RISE bakal ngobrolin tentang revolusi dan pernak-perniknya. Juga sepak terjang remaja dalam menggulirkan setiap revolusi yang terjadi di dunia. Apaan sih revolusi itu? Kaya’ gimana sih menggulirkan sebuah perubahan masyarakat yang bener berdasarkan Islam? Sejauh mana anak-anak muda kaya’ kita mesti terlibat dalam menggulirkan perubahan itu? Yoooo… let’s make some change, coz we are agent of change…!!! Revolusi Revolusi Gonjang ganjing revolusi terjadi di Tunisia. Revolusi diawali dari sebuah protes keras seorang pemuda yang bernama Mohamed Bouazizi. Dia adalah seorang pedagang kaki lima di Tunisia. Ternyata nggak jauh beda kaya’ Satpol PP di Indonesia, Satpol PP di Tunisia juga hobi banget ngerazia pedagang kaki lima. Dagangan Bouazizi sering kali kena razia. Banyak versi yang menyebutkan kenapa waktu itu dagangan Bouazizi sampe disita Satpol PP. Ada yang bilang karena dia nggak punya izin berdagang, adajuga yang bilang karena dia nggak punya duit buat menyuap Satpol PP, sebab ternyata pedagang kaki lima yang lain diizinkan berdagang. Kacau banget kan? Dan lebih menyakitkan lagi, ketika melaksanakan razia itu seorang Satpol PP wanita yang bernama F. Hamdi menampar Bouazizi di depan umum, mengacak-acak barang dagangannya, dan bahkan Bouazizi dikeroyok rame-rame oleh oleh Satpol PP yang semuanya wanita (perempuan memukul laki-laki di depan umum di dunia Arab itu sama dengan menjatuhkan martabat). Lebih parah lagi, mereka bahkan menghina almarhum ayah Bouazizi. Setelah kesewenang-wenangan itu terjadi, Bouazizi pergi ke kantor gubernur untuk menyatakan protes dan mencari keadilan. Tapi ya biasa deh, yang namanya pejabat kan susah banget kalo mau ditemuin. Akhirnya Bouazizi mengancam bahwa dia akan membakar dirinya sendiri di depan gerbang kantor gubernur kalo gubernur nggak mau menemuinya. Ternyata ancamannya itu bukan bualan, pada tanggal 17 Desember 2010 Bouazizi menyiram tubuhnya sendiri dengan bensin lalu membakar diri. Dia meninggal di rumah sakit pada tanggal 4 Januari 2011 karena menderita luka bakar parah. Kematian Bouazizi ternyata berbuntut panjang. Rakyat marah gara-gara kesewenang-wenangan pemerintah terhadap Bouazizi. Rakyat juga udah muak dengan berbagai problem sosial yang nggak bisa ditangani oleh pemerintahan Zine el Abidine ben Ali. Rakyat terus bergerak sampai presiden Ben Ali mundur dari jabatannya dan kabur ke luar negeri. Kapok kali dia… Revolusi di Tunisia ternyata berbuntut lebih panjang lagi, sampe panjaaaang banget buntutnya. Dengan efek domino, revolusi di Tunisia memicu revolusi di negara-negara lain, seperti di Yaman, Yordania, dan Mesir (beberapa waktu yang lalu rakyat Mesir berhasil menggulingkan presiden Hosni Mubarak). Hampir di setiap peradaban dan di setiap zaman, yang mengobarkan revolusi biasanya anak-anak muda alias remaja. Itusemua karena remaja punya sense of crisis (kesadaran terhadap krisis) yang tajam. Makanya musuh-musuh Islam punya trik jitu untuk melumpuhkan Islam, yaitu dengan menumpulkan sense of crisis remaja Islam. Melalui mediadan budaya rusak yang mereka punya, mereka merusak kepribadian remaja Islam yang mengakibatkan sense of crisis remaja Islam jadi tumpul. RemajaIslam jadi nggak nyadar bahwa keadaan di sekitarnya adalah keadaan yang rusak yang mesti diperbaiki. Bahkan banyak remaja Islam yang merasa enjoy dengan keadaan yang rusak itu. Sedih banget kan? Remaja dan Revolusi Dalam setiap revolusi, remaja pasti menempati garda terdepan.Mereka berperan aktif untuk menggulirkan sebuah perubahanbesar di tengah-tengah masyarakat. Jaman dahulu ketika eropa sedang berada dalam abad kegelapan (dark age), ilmuwan-ilmuwan muda seperti Galileo dkk. yang membawa eropa pada jaman aufklarung (pencerahan), hingga kemudian Eropa memasuki jaman Rennasaince. Ketika Prancis sedang tenggelam dalam kesewenang-wenangan raja-rajanya, para pemikir dan filosof muda seperti Rosseau danVoltaire yang menggulirkan revolusi melalui tulisan-tulisannya. Revolusi Bolshevik (Komunis) di Rusia pun digulirkan oleh remaja. Saat menjelang keruntuhan Khilafah Ustmani pun remaja-lah yang menjadi barisan terdepan dalam memerjuangkan pembubaran Khilafah. Mereka tergabung dalam gerakan Turki Muda (Young Turks). Begitu juga saat Rasulullah baru diangkat menjadiRasul,pejuang dakwah generasi awal pun banyak dari kalangan muda. Seperti Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zaid bin Haritsah, dll. Keliatan banget bahwa remaja-lah yang sering kali menjadi garda terdepan dalam proses perubahan dan revolusi dari suatu masyarakat.