syahidah.web.id - ISRAEL kembali memamerkan kecongkakannya. Serangan mereka selama satu pecan ini telah menewaskan 29 warga Gaza Palestina. Israel seakan-akan ingin menunjukkan bahwa sebagai sekutu Amerika tak ada yang bisa menghentikan tindakan-tindakan biadab mereka. Gaza meradang dalam siksaan yang sepertinya tak berujung dan negara-negara Islam seperti tak berkutik melihat penderitaan saudara Muslim mereka di Palestina.
Namun bagaimanakah sebenarnya sejarah
Gaza sebagai kota yang kini tengah berdarah? Jalur Gaza atau sering
disebut dengan Gaza adalah nama wilayah yang terletak di Timur Tengah,
tepatnya di Palestina, sebelah barat daya Palestina ’48 (wilayah
Palestina sebelum perang tahun 1948). Sebelah selatan berbatasan dengan
Mesir, sebelah barat, timur dan utara berbatasan dengan wilayah
Palestina ’48.
Gaza merupakan wilayah yang bentuknya
memanjang dan sempit. Panjang wilayahnya 45 km, lebar 5,7 km di beberapa
bagian dan 12 km di bagian yang lain yaitu berbatasan dengan Mesir.
Sehingga jika dijumlah, luas Jalur Gaza adalah 365 km persegi.
Bagi Kaum muslimin, Gaza merupakan
negeri yang bersejarah, negeri perjuangan dan negeri syuhada’, karena
banyaknya rakyat Gaza yang syahid di jalan Allah, mulai dari bayi,
anak-anak, remaja, hingga nenek-nenek dan kakek-kakek yang dibunuh
tentara Zionis Iarael.
Gaza akan selalu diingat dan dikenang
khususnya bagi mereka yang mencintai keluarga Rasulullah saw, bagi
mereka yang menjadi pengikut mazhab Imam Syafi’i, bagi mereka yang
berjuang dan melanjutkan perjuangan Imam Hasan Al Banna dengan
gerakannya yang terkenal, Al Ikhwan Al Muslimin.
Buyut Rasulullah saw wafat dan dikubur
di Gaza. Beliau bernama Hasyim bin Abdu Manaf. Beliau adalah orang tua
dari kakek Rasulullah saw, Abdul Muththalib yang terkenal dengan sebutan
Syaibah karena ada segumpal rambut putih di kepalanya.
Imam Syafi’i, murid Imam Malik, pendiri
mazhab Syafi’i, juga lahir di Gaza. Hari lahir Imam Syafi’i bertepatan
dengan hari wafatnya Imam Abu Hanifah di Baghdad dan wafatnya Imam Ibnu
Juraij Al Makky, seorang alim besar di kota Makkah, dikenal dengan Imam
Ahli Hijaz.
Imam Syafi’i, sendiri memiliki nama
lengkap Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi’i bin Saib bin
Ubaid bin Abu Yazid bin Hasyim bin Abdul Muththalib bin Abdu Manaf bin
Qushaiy. Silsilah dari jalur ibunya, Fathimah binti Abdullah bin Al
Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib (paman Nabi saw).
Bagi umat Islam yang mengikuti mazhab
Imam Syafi’i seharusnya memiliki kepedulian yang tinggi terhadap Gaza,
kota kelahiran Iman Syafi’i, yang saat ini penduduknya sedang disiksa
secara masal oleh Zionis Israel dengan cara blokade.
Akibat blokade yang diterapkan penjajah
Zionis Israel terhadap rakyat Gaza, maka kebutuhan pokok berupa makanan,
susu untuk bayi, obat-obatan dan BBM (Bahan Bakar Minyak) tidak dapat
masuk Gaza.
Berbagai obat-obatan yang dibutuhkan rakyat sudah menipis
dan sebagian sudah habis. Jenis obat yang habis tersebut diperkirakan
berjumlah 160 jenis. Sekitar 90 alat kedokteran sudah tidak dapat
dipakai lagi karena tidak ada suku cadang yang dapat digunakan untuk
memperbaikinya.
Apabila “kejahatan kemanusiaan” ini
dibiarkan terus, tanpa ada yang mau dan mampu mencegahnya, maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadi tragedi kemanusian di abad modern.
Gaza juga tempat yang pernah dikunjungi
oleh Mursyid ‘Am Al Ikhwan Al Muslimin, Imam Hasan Al Banna, didampingi
Ustadz. Abdah Qasim, Sa’duddin Al Walili dan Syekh Muhammad Farghali,
Jum’at, 1948.
Imam Hasan Al Banna datang langsung ke
kota Gaza, Palestina di tengah kesibukannya dalam berdakwah, untuk
memberikan semangat kepada pasukan Al Ikhwan Al Muslimin yang berjihad
di Palestina dan memberikan dukungan serta bantuan nyata kepada rakyat
Palestina yang sedang berjuang melawan penjajah.
Ketika berada di kantor cabang Ikhwan,
di kota Gaza Hasyim, Palestina, Imam Hasan Al Banna menulis kalimat
singkat dibuku tamu yang tersedia. Kalimat tersebut tertulis dengan
jelas: Hari ini, aku mengunjungi Kantor Cabang Ikhwan di kota Gaza
Hasyim. Aku mempertanyakan asal-usul nama ini, Gaza Hasyim. Seseorang
berkata kepadaku bahwa Hasyim adalah buyut Rasulullah saw yang
kuburannya terdapat di kota Gaza.
Sekarang di Gaza, Palestina, negeri
tempat dikuburnya buyut Rasulullah saw, Hasyim bin Abdu Manaf, tempat
lahirnya Imam Syafi’i, tempat yang pernah dikunjungi Imam Hasan Al
Banna, penduduknya sedang menderita, dentuman roket dan rudal menyasar
rumah mereka. Anak-anak hidup mencekam, bayi-bayi Gaza ikut meninggal
meregang nyawa.
Kezaliman yang dilakukan penjajah zionis
Israel sampai kini masih terus berlanjut, bahkan mereka juga melakukan
politik adu domba, politik devide et impera diantara rakyat
Palestina. Apakah umat Islam akan diam begitu saja?
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS:Al Hujuraat: 49
:10).
2 comments:
blogwalking kang ahmadz zaenuri,. met pagi saja
mampir juga bang, met pagi. jangan lupa mampir balik. makasih
Post a Comment