bukan hal yang baru lagi, jika ada pasangan kekasih (enggak halal)dengan mudahnya memakai panggilan mulia. Panggilan ‘Ayah, Papa, Daddy, Papi’ dan sebutan yang lainnya yang seharusnya milik orang tua lelaki, kini lumrah disematkan pada pacar. Perempuannya juga sama aja, mau-maunya dipanggil ‘Bunda, Mama, Mami’ dll. NORAK
Panggilan Yayang, Sayang, Ayang, Cinta mungkin uda biasa ditemukan. Dengan dalih mencari perbedaan dari yang lain, mereka dengan entengnya memakai panggilan mulia ini.
Padahal, panggilan Ayah ini pantas diberikan pada lelaki yang sebelumnya telah bergelar suami. Panggilan ini sangat mulia karena ia adalah sosok yang telah membuat kita bisa hadir dan merasakan nikmat hidup di dunia. Panggilan ini sangat terhormat karena ia telah melakukan kewajiban mancari nafkah lalu mencukupi kebutuhan kita semenjak kecil hingga sekarang.
Begitu pun dengan panggilan Bunda, hanya pantas disematkan pada perempuan yang sebelumnya sukses menyandang gelar istri. Panggilan ini sangat istimewa karena ia telah mempertaruhkan nyawa demi terlahirnya kita di dunia. Panggilan ini juga sangat luar biasa karena ia menjadi sekolah, teladan dan inspirasi pertama bagi kita, anak-anaknya.
Ayah, Bunda bukan sekedar panggilan manis atau pelengkap kemesraan belaka. Dibalik nama mulia itu ada sebuah amanah besar yang kudu dipikul. Coba deh dipikir, kalo yang masih pacaran trus mereka putus, apa siap menyandang gelar janda atau duda? Hadeuuh capek deh…
“kan cuma main-main” alasan klise dari mereka yang pacaran
Ya, memang. Tidak ada pacaran yang serius. Kalo pun serius, serius terjerumus zina iya. Serius sakit hati juga iya. Salah sendiri main-main.
Uda yuk, masih banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan, ga melulu pacaran. Apalagi manggil dengan sebutan yang sangat mulia ini. Karena akan terasa indah jika panggilan ini kita sematkan pada orang yang telah menghalalkan cinta dengan kita atas nama Allah. Barakallahu,
No comments:
Post a Comment