Sunday, 30 September 2012

waspada

Artis Bertudung Sesatkan Masyarakat dalam Diam

Peminat bersorak girang melihat aksi awek bertudung di atas pentas. Bersorak bukan kerana awek bertudung itu beraksi ghairah di atas pentas, tetapi bersorak girang melihatnya hebat menyanyi. Kelunakan suaranya membuatkan peminat terpana.

Kepala yang disarung tudung menyebabkan peminat lebih dekat kepadanya. Kononnya awek yang bertudung adalah perempuan yang baik dan wajar untuk dicontohi. Inilah pemikiran sempit yang membelenggu umat Islam hari ini, akibat daripada penerapan hukum sekular. Asalkan bertudung sahaja, mereka itu membawa imej Islam.

Masyarakat menjadikan artis sebagai contoh, bukan al-Quran dan as-Sunnah sebagai sandaran undang-undang. Sekiranya artis itu bertudung, tudung seperti itulah yang akan dicontohi fesyennya, tanpa mengikut hukum syarak. Lazimnya, tudung ketat dan tudung yang tidak menutup dada sehingga menampakkan bentuk kedua-dua 'bukit' wanita sering dijadikan tudung contoh.

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Dan katakanlah kepada perempuan-perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka melainkan kepada suami mereka, atau bapa mereka atau bapa mertua mereka atau anak-anak mereka, atau anak-anak tiri mereka, atau saudara-saudara mereka, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang lelaki, atau anak bagi saudara-saudara mereka yang perempuan, atau perempuan-perempuan Islam, atau hamba-hamba mereka, atau orang gaji dari orang-orang lelaki yang telah tua dan tidak berkeinginan kepada perempuan, atau kanak-kanak yang belum mengerti lagi tentang aurat perempuan; dan janganlah mereka menghentakkan kaki untuk diketahui orang akan apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka; dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu berjaya. [an-Nur:31]

Inilah peranan artis bertudung. Memesongkan ummat daripada ajaran Islam yang sebenar. Kononnya mereka bertudung, merekalah contoh ikutan yang wajar diikuti. Walhal, mereka tidak menutup aurat seperti mana yang Allah telah tetapkan. Maka, peminat yang mengikut gaya fesyen artis ini turut sama masuk longkang bersama-sama artis pujaan mereka.

Mereka bukanlah membawa ajaran sesat mahupun menyesatkan aqidah umat Islam, tetapi peranan mereka amat besar sekali untuk menjadi ejen Barat untuk menjauhkan umat Islam daripada ajaran Islam. Perkara ini adalah hakikat yang harus ditelan walaupun pahit oleh peminat-peminat. Artis yang terbabit juga harus menelan hakikat ini, kerana mereka secara tidak sedar dan tidak rasmi menjadi ejen-ejen Barat dalam memesongkan umat Islam daripada ajaran Islam!

Ini baru diperhatikan daripada aspek tudung. Bagaimana pula dengan aksi-aksi mereka menonjolkan diri di khalayak umum meliuk-lentokkan tubuh mereka yang disarung dengan baju ketat serta mengenakan solekan yang berlebihan yang bisa menggetarkan jiwa lelaki normal? Hal aurat tidak lagi diambil peduli. Peminat terus memuji artis-artis bertudung dengan pujian yang lebih kurang, "Saya suka awak bertudung. Kekalkan imej bertudung". Begitu mudah hati ummat dibutakan dengan bertudung. Seolah-olah bertudung itu merupakan lesen untuk menyanyi dan menonjolkan diri di khalayak ramai!

Inilah kesan daripada penerapan hukum sekular yang lahir daripada akal manusia semata-mata. Undang-undang dicipta berdasarkan majoriti 2/3 undi di dalam parlimen. Artis juga tidak terkecuali daripada terkena bahana-bahana sekularisme.

Buktinya, tudung yang dipakai oleh para artis walaupun tidak mengikut hukum syarak diislamkan. Mereka telah mengislamkan trend supaya tindakan mereka itu adalah mengikut hukum syarak. Bertudung tapi menyanyi, berpakaian ketat pun, 'tepati syarak' juga, dan ummat tergila-gila untuk mencontohi fesyen tudung itu.

Sedarlah, Nabi Muhammad SAW itulah contoh ikutan terbaik, bukan para artis! Sedarlah, artis-artis itu sedang menyesatkan kita dalam diam. Mahukah kita masuk longkang bersama-sama artis itu?

*****

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [al-Ahzab (33):21]



Saturday, 22 September 2012

aplikasi islami buat hp java




Aplikasi Java: Aplikasi Islami di Ponselmu (lebih lengkap)


September 8, 2008 — . Aplikasi Java: Aplikasi Islami di Ponselmu (lebih lengkap) diposting oleh rismaka pada September 8, 2008. Berikut ulasan selengkapnya. 4.8
capture0000[Sebagai pendahuluan] Judul di atas (“Aplikasi Islami”) bukanlah meniru apa-apa yang diserukan oleh sebagian orang yang membubuhkan embel-embel “islami” untuk beberapa hal yang tidak ada sebelumnya dalam ajaran islam (baca: bid’ah), seperti halnya demokrasi islami, musik islami, sinetron islami, natal-an islami (???), novel islami, de el el. Semua hal yang disebutkan tadi pada dasarnya tidak diajarkan (bahkan terlarang-red) dalam ajaran islam, namun oleh beberapa kalangan hal-hal di atas dibumbui dengan label islami. Maka jadilah penghalalan akan hal-hal tersebut, meskipun hal-hal tersebut adalah terlarang.
Adapun pelabelan “aplikasi islami” hanyalah sebagai bentuk penamaan suatu aplikasi untuk membedakannya dari jenis aplikasi lainnya. Di sini saya mengumpulkan dari beberapa sumber tentang aplikasi-aplikasi yang bisa anda manfaatkan untuk memudahkan kita dalam menuntut ilmu syar’i, beramal, serta beribadah di waktu-waktu luang anda.

Tuesday, 18 September 2012

sampai kapan penghinaan berhenti????


Sobat SB, SEMENTARA dunia heboh dengan film “Innocence Of Muslims”, di Indonesia justru dihebohkan hal yang sama dengan tajuk menghina Islam. Sutradara Hanung Bramantyo membuat film berjudul “Cinta Terlarang Batman dan Robin yang bertemakan homoseksual dengan latar belakang pesantren. film ini rencananya akan diputar dalam secara luas pada bulan Oktober 2012, dalam rangka menyambut hari Anti Diskr iminasi Nasional.

Sunday, 16 September 2012

siapa yang terroris....


Relakah Rohis Disebut Teroris ?

kisah nenek


:::~::: Kisah Nenek dan Minyak Goreng :::~::: Suatu ketika saya bertemu dengan seorang nenek. Dia, yang yang ringkih dengan kebaya bermotif kembang itu, tampak sedang memegang sebuah kantong plastik. Hitam warnanya, dan tampak lusuh. Saya duduk disebelahnya, di atas sebuahmetromini yang menuju ke stasiun KA. Dia sangat tua, tubuhnya membungkuk, dan kersik di matanya tampak jelas. Matanya selalu berair, keriputnya, mirip dengan aliran sungai. Kelok-berkelok. Hmm…dia tampak tersenyum pada saya. Sayapun balas tersenyum. Dia bertanya, mau kemana. Saya pun menjawab mau kerja, sambil bertanya, apa isi plastik yang dipegangnya. Minyak goreng, jawabnya. Ah, rupanya, dia baru saja mendapat jatah pembagian sembako. Pantas, dia tampak letih. Mungkin sudah seharian dia mengantri untuk mendapatkan minyak itu. Tanpa ditanya, dia kemudian bercerita, bahwa minyak itu, akan dipakai untuk mengoreng tepung buat cucunya. Di saat sore, itulah yang bisa dia berikan buat cucunya. Dia berkata, cucunya sangat senang kalau digorengkan tepung. Sebab, dia tak punya banyak uang untuk membelikan yang lain selain gorengan tepung buatannya. Itupun, tak bisa setiap hari disajikan. Karena, tak setiap hari dia bisa mendapatkan minyak dan tepung gratis. Degh. Saya terharu. Saya membayangkan betapa rasa itu begitu indah. Seorang nenek yang rela berpanas-panas untuk memberikan apa yang terbaik buat cucunya. Sang nenek, memberikan saya hikmah yang dalam sekali. Saya teringat pada Ibu. Allah memang maha bijak. Sang nenek hadir untuk menegur saya.

anak gaul


Ustadz Felix Siauw - Bab "Anak Gaul Zaman 2012" 01. semua bermula saat sy harus ngisi kajian di seberang mal kelapa gading, waktu tunjuk pk 5, masih 3 jam sebelum waktu yg dijanjikan 02. parkir didepan resto ayam cepat saji, berharap bisa pejamkan mata barang sekejap, membunuh lelah sebelum ia ganti membunuh saya 03. saat mata hendak terpejam, pemandangan lain mengganggu saya, 2 cewek tanggung, entah berapa usianya, 14-an tapi dandanan 25-an, mengecoh 04. eyeliner tebel plus bulumata palsu, bedak pipi menor dan balutan superketat, dan yang paling fenomenal, rokok tersangkut di bibir 05. masya Allah, jelas mereka Muslimah, tapi kelakuannya "kayak enggak" aja, cuek bebek, tak peduli tingkah-polah mereka yang tak wajar 06. saat saya perhatikan lebih lanjut, innalillah, ternyata sayalah yang tak wajar, disekeliling mereka terhampat abege dgn penampakan sama 07. dandanan super stylish, sebagian make-up gaya korea walau wajah salatiga, malah salasemua, BB di tangan kanan dan rokok di tangan kiri, klop 08. anak gaul katanya, geol juga bisa, teenagers masa kini, kaya gaya miskin prestasi, apalagi akhlak, amboi jauh nian 09. HP boleh android yg lambang robot tapi otak lemot, pegang i-pad dengan gaya super sibuk padahal cuma update fesbuk, atau main gim 10. kalo sms susah dibaca, pake hURuf bEsAr KeCIl, atau p4k3 4ngk4, bikin susah baca, bikin pusink q ja, ea gak?!#@*& 11. foto ava-nya ambil dari atas (self-take), trus pake cahaya menyilaukan, wajah dimanis-manisin, atau di-imut-imutin ky marmut, semua demi gaya 12. kalo nggak ava nya pake poto bintang korea, namanya pake Lee, Jung, Park, Dong, Tong, Sam, Pah, dll, gak percaya sama muka sendiri 13. mereka bilang mereka gen-milenium, ada yang bilang mereka cowok-cewek metroseksual, saya kaya mereka alay, lebay adalah motto hidupnya 14. ahh.. pikiran saya rewind ke masa lalu, di masa jahiliyah, kami juga punya definisi gaul, trendy, anak nongkrong anak lebay 90-an :D 15. thn 90-an anak gaul ditandai dengan anting di kuping kiri, karna kanan katanya banci (eh, btw, siapa yg buat konsensus itu ya?)
16. rambut belah tengah (masa itu andi lau dan aaron kwok lagi ngetop) dan dicet warna-warni, itulah 'gaul;' thn 90 17. tangan kiri biasanya mereka pake gelang (pemberian cewek), yang paling banyak berarti dia paling flamboyan, sekali lagi itu jaman dulu 18. biasanya kemana-mana ngerokok, sama kayak jaman skarang, katanya tanda dewasa, jantan, keren, koboi gitu loh! 19. jaman itu, pake baju pun yang serem2, biar dibilang punk, emo, gambarnya yg serem kyk tengkorak, narkoba, kuburan dan semacamnya lah 20. kata di kaosnya juga serem, ada tulisannya "NERAKA JAHANNAM" atau "KERAK NERAKA", kemarin malah sy baru nemu tulisan "FIRST IN HELL" swt -_-

Thursday, 13 September 2012

Al-qur an jangan hanya di baca.


Pernahkah terlintas di benak kita, sesuatu ganjil yang senantiasa terus-menerus mengusik Qalbu? Kita yang selama ini sering terlena oleh kesibukan-kesibukan dunia sehingga hanya menyisakan secuil waktu untuk urusan akhirat. Betapa banyak di antara kita, yang mengerti bahasa inggris setelah membaca karangan berbahasa Inggris ataupun menonton film Inggris? Atau kita mengerti bahasa Jepang setelah menonton film Jepang? Namun, mengapa kita yang setiap hari membaca Al-Quran, sampai hari ini belum paham bahasa Arab. Ternyata, Al-Quran juga mempunyai sisi lahir dan batin. Secara lahiriah kita dapat melihat dan semua orang juga dapat melihat secara jelas, kecuali orang yang bermata buta, huruf-huruf dan tulisan yang tertulis di permukaan Al-Quran. Baik mukmin, muslim, kafir, munafiq, musyrik, orang dewasa dan anak-anak bisa melihat al-Quran dari sisi lahiriah. Al-Quran juga mempunyai sisi batin yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang mempunyai keimanan, mereka mempercayai bahwa pentingnya membaca Al-Quran serta mengamalkannya. Oleh karena itu, para kader dakwah tidak hanya memfokuskan amal yaumiahnya di seputar target hafalan dan tilawah/bacaan (minimal 1 hari 1 Juz), namun luangkan waktu untuk mentadabburi ayat-ayat Al-Quran dalam sehari beberapa ayat. Misalnya saja, Al-Baqarah: 129, Al-Baqarah: 151, Ali Imran: 79, apabila kita cek di Al-Quran terjemahan, tentu makna dari ayat tersebut tidak terlepas dari kata: membaca, mengajarkan, mensucikan/membersihkan diri, mempelajari. Dari ayat tersebut sudah seharusnya kita mengamalkan ayat-ayat tersebut, jika kita mendapatkan suatu ilmu mungkin dari mempelajari di sekolah dan kampus ataupun dari bacaan, maka kita disuruh untuk mengajarkan kepada orang lain dan juga kita sucikan diri dari sifat-sifat yang mendekati kekotoran (sombong, ujub, riya, dsb). Kita juga bisa telaah ke awal surah Al-Baqarah, di sana di jelaskan urutannya yaitu: beriman, shalat, dan berinfak. Kemudian di akhir ayatnya “… mereka itu orang-orang beruntung”. Berarti, orang yang beruntung itu sudah di jelaskan di awal, mereka yang beriman (tidak musyrik), yang mengimani Allah, para malaikat, kitab Allah, Rasul dan Nabi, Qadha dan kadar, serta mengimani hari akhirat. Setelah itu mereka yang menegakkan shalat dan berinfak. Realita dalam kehidupan kita, mengapa masih banyak yang merasa kesusahan, serba kekurangan dan semakin mengejar urusan dunia? Karena itulah penyebabnya, shalat nya bolong-bolong, sunnah nya (Dhuha dan tahajud nya tidak ada), dan malas bersedekah. Al-Qur’an tidak hanya sekadar di baca (mungkin, untuk mengisi lembar mutaba’ah dari murabbi/ah target 1 juz 1 hari), namun di pelajari, di tadabburi serta di amalkan sehingga menjadikan kita pribadi Qur’ani. Aamiin. Adapun yang menghambat kita dalam mentadabburi Al-Quran ialah, karena pikiran kita yang sudah terdoktrin dari dini bahwa mentadabburi Al-Quran itu luar biasa sulitnya. Selain itu, karena ada sesuatu yang menghalangi kita, di antaranya:
1. Hanya sibuk dengan tajwid. Sambil membaca Al-Quran, kita tidak menyibukkan diri dan fokus tentang makna yang di sampaikan Al-Quran, namun kita sibuk bertanya: udah benar apa belum tajwid yang saya baca tadi? Memang benar, mempelajari hukum tajwid itu wajib agar tidak salah makna dan tidak salah baca. Tetapi, jangan sampai hal ini membuat kita lalai dan hanya fokus kepada tajwidnya. 2. Fokus dengan irama bacaan syekh tertentu. Sering mendengar MP3 tilawah, karena ingin mempelajari “irama”. Ini merupakan kekeliruan besar. Tujuan membaca Al-Quran bukan menguasai irama. Memang benar, Rasulullah pernah berkata, bacalah Al-Quran dengan baik (bacaan yang baik, irama, dsb). Tetapi, irama itu bukan untuk di fokuskan. Para sahabat/sahabiyah menangis terisak-isak ketika di bacakan Al-Quran bukan karena mendengar bacaan Al-Quran dengan “irama yang syahdu” dan “sendu” yang membuat merinding. Namun, mereka menangis mendengar “makna” dari ayat yang mereka dengar. Misal tentang ayat yang bercerita neraka, azab, kematian, musibah dan lainnya. 3. Terus bermaksiat. Maka dari itu, sama halnya dengan impian hafizh (penghafal Al-Quran), hal yang menghalangi kita dalam mentadabburi Al-Quran ialah maksiat. Satu kata yang harus kita delete dari kosakata “amalan yaumiah”, yaitu MAKSIAT. Wallaahu’alam. Semoga kita menjadi aktivis dakwah yang tidak hanya fokus untuk menyelesaikan target harian (mengkhatamkan bacaan Al-Quran dalam sebulan 4x khatam), tetapi juga fokus untuk mendalami ilmu dengan mempelajari Al-Quran dan mentadabburi serta di amalkan. Apa gunanya, kita khatam 20 kali dalam setahun, namun perangai kita sungguh memalukan, lebih memalukan dari si juru maksiat. Contoh: Selebritis (bukan semua artis, lho) wajar tak hafal hadits. Boro-boro mau menghafal hadits, menghafal Al-Quran saja malas. Jangankan menghafal, untuk sekadar membaca aja ogah-ogahan. Jangankan membaca, membuka Al-Quran saja tidak pernah. Jadi, wajar saja perangai/akhlak artis banyak yang tidak beres (halim sebelum akad, zina, aborsi, narkoba, dsb) (ingat, bukan semua artis)… Akhir dari tulisan ini, resep menghafal Al-Quran ialah jika kita sudah mengikhlaskan diri untuk memberikan waktu kita mempelajari Kitabullah, maka kitab (Al-Quran) tersebut juga mengikhlaskan untuk di hafal dan di transfer ke Qalbu dan pikiran kita. Sama seperti ingatan kuat kita dalam surah Al-fatihah. Karena kita ikhlas untuk senantiasa bersyukur kepada Allah (yang ayat Alhamdulillahirobbil ‘alamiin) dan ikhlas beriman dengan ayat ke-5, hanya kepada Allah tempat menyembah dan meminta tolong. Untuk itu, mari kita luangkan waktu (khususnya di malam hari, setelah qiyamul-lail) untuk konsentrasi mentadabburi Al-Qur’anul karim, serta mencari “mutiara yang tersembunyi” di kedalaman samudera nya Al-Quran. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/09/22815/jangan-baca-al-quran-kalau-engkau-mengaku-aktivis-dakwah/#ixzz26KFHNPDD

mencintai halqoh


Bismillah … Halaqah seringkali di sebut Liqa’ ataupun kelompok terkecil dalam berjamaah. Di dalam kelompok masyarakat kelompok terkecil ialah keluarga, maka di dalam berjamaah, halaqah inilah keluarganya.
Mengapa berjamaah? Ada kalanya keputusan hidup kita jamaah yang menentukan. Hidup tanpa dakwah tak ada arti karena kita hanya menyolehkan diri pribadi (diri sendiri). Boleh dikatakan, hidup yang egois hanya mementingkan kepentingan sendiri. Seperti yang kita ketahui selama ini, hidayah itu tidak akan datang sendiri, ataupun langsung datang “plok” dari langit dan tiba-tiba kita berubah menjadi lebih baik. Tetapi harus melalui perantara orang lain. Berbanggalah menjadi orang-orang pengantar hidayah. 1. Karena berjamaah merupakan kewajiban seorang muslim Kita bisa buka Qs An-Nisa : 1, Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. Ali Imran: 103. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Qs Al-Maidah ayat 2, “………….., Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. …..” “Tidak halal darah seorang muslim kecuali dengan tiga hal:……, ……., dan orang yang keluar dari Agama dan meninggalkan jamaah” (di keluarkan oleh Bukhari, 6/9; dan Muslim, 3/1303). Jamaah yang di maksud ialah jamaah Islamiyah yang mempersatukan seluruh kaum Muslimin, sehingga tidak ada kaum yang berpecah dan bergolong-golongan. Inti dari ayat dan hadits di atas ialah agar kita berjamaah dan bersatu. Allah dan Rasul-Nya tidak menyukai jika kita hidup menyendiri. 2. Karena berjamaah merupakan sarana terbaik untuk menjauhkan dari syethan. Sesungguhnya Allah tidak mengumpulkan umat Muhammad dalam kesesatan, karena bagi siapa yang keluar dari Jamaah maka neraka tantangannya. Jika kita sendirian, tentu pikiran-pikiran kotor sering terlintas (mau coba? Coba saja kalau kita hidup 1 bulan dan tidak berinteraksi dengan orang lain. Bagaimana rasanya?). Tetapi, jika berjamaah kita menjadi kuat. Tentunya dari berjamaah pula begitu banyak kita dapatkan setruman-setruman dan target-target besar yang mampu di kerjakan secara bersama-sama. 3. Karena jamaah itu jalan cepat menuju surga. Jika kita hidup menyendiri, amalan-amalan yang kita lakukan juga mendapat pahala sendiri. Masih ingat tentang amalan shalat berjamaah? Berapa kali lipat besar pahalanya, di bandingkan dengan amalan shalat sendirian? Nah, sama juga dengan amalan jama’i. Dalam berjamaah, kita saling mengenal antar sesama Muslim/ah, dan tentunya suasana kehidupan kita berbeda-beda. Di jamaah-lah kita berkesempatan berbuat baik kepada saudara dan sesama Muslim lainnya. Kita juga saling mengingatkan, dsb. Mengapa kami mencintai halaqah? Tentu pertanyaan ini muncul kepada kader-kader yang masih awam dan tergolong baru dalam kancah dakwah. Karena, dalam dunia dakwah membutuhkan sarana tarbiyah diri yang salah satu cabangnya merupakan halaqah. Kami butuh hidayah dan semangat ruhiyah dari kawan-kawan se-lingkaran ataupun dari motivasi murabbi/ah. Seringkali kami mendengar tentang “mensholehkan orang lain”. Hal itu dapat terwujud jika kami hidup berjamaah (Oia, jamaah di sini bukan jamaah dari sekelompok kaum muslimin). Kader dakwah mempunyai ketulusan hati tanpa kepura-puraan. Kami masih ingat keadaan di awal sebelum halaqah. Di mana di masa itu, kami hanya memikirkan nasib masa depan kami. Jarang- dan bahkan tidak pernah terlintas sedikit pun kami memikirkan nasib saudara-saudara kami. Dalam tulisan di buku impian kami, hanya tergores impian-impian memajukan nasib pribadi dan keluarga terdekat dan orientasinya lebih besar tentang kesuksesan dunia (jadi pengusaha sukses, selama kuliah dapat IPK tinggi dan tamat cum laude, orang terkaya di wilayah/kampung, s2 dan s3 di luar negri… sekitar-sekitar itu). Apakah engkau juga merasakan apa yang kami rasakan? Namun, ketika dalam dekapan halaqah? Bagaimana kondisi hati dan pikiran kami? Apakah kami tetap memikirkan pribadi saja? Tentu, jawabannya tidak! Kami telah berubah. Kami memikirkan keadaan umat dan saudara-saudara kami. Orientasi kami tidak hanya lingkungan pribadi dan keluarga, namun juga lingkungan masyarakat, wilayah, negara bahkan memikirkan umat Islam se-dunia. Subhanallah. Cita-cita tertinggi kami tidak hanya berkisar urusan duniawi, sukses kefanaan saja, namun adalah jihad fisabilillah dan sukses di Akhirat. Aamiin. Sebelum kami bergabung di halaqah, terlintas di pikiran bahwa menghafal 30 juz Al-Quran yang terdiri dari 6.000-an ayat SANGAT SULIT!!! Sehingga tak ada semangat untuk berusaha menghafalnya. Bagaimana denganmu? Apakah sama dengan yang kami rasakan? Nah, bagaimana keadaan kami setelah halaqah? Apakah masih menemukan kesulitan? Jawabannya seringkali kami dapatkan begini: menghafalnya tidak sulit, namun mempertahankan hafalan Al-Quran butuh keistiqamahan… yup begitulah! Di halaqah kami di ajarkan tentang arti keistiqamahan. Jikala iman sedang menurun, maka terlihat kawan-kawan selingkaran yang sedang semangat imannya, maka kami ikutan naik dan bersemangat. Pertanyaan kami: apakah anti/antunna merasakan itu semua? Mengapa kami mencintai halaqah? Kami coba bandingkan dengan kehidupan silam yang masih jahiliyah. Di halaqah, kami selalu mendapatkan informasi update baik itu tentang ilmu maupun berita dan keadaan umat Muslim dunia. Sehingga, kami di dalam lingkaran menjadi termotivasi berlomba-lomba berburu informasi. Sangat berbeda, jika kami hidup sendiri – sendiri… mungkin kami merasa acuh dan tidak peduli dengan saudara yang lain. Pernahkah terpikirkan? Bahwa, ilmu itu ibarat air. Jika air dibiarkan tergenang dan mengendap akan bersarang nyamuk. Begitu pula ilmu, jika kita biarkan mengendap di otak tak ada manfaatnya. Namun, jika kami mentransferkan ilmu kepada saudara kami, tentu akan lebih banyak manfaatnya. Maka, di halaqahlah kami mendapatkan itu semua. Tentunya lebih banyak alasan-alasan lain, mengapa kami mencintai halaqah. Untuk itu, bagi Antum/antunna yang merasakan kejenuhan ketika berhalaqah, maka tanyalah ke pribadi. Apakah niat mengikuti halaqah? Apakah niat itu ikhlas karena Allah? Mandirilah Antum, maka Antum akan menjadi orang yang merdeka dan maju. Pantang cengeng bagi kader dakwah. Karena, dakwah tidak membutuhkan kader-kader manja. Hanya ada 1 keputusan: jika tidak mampu di bina, maka di binasakan saja (hehehe… upsss, afwan). Ingat! Dalam dakwah tidak ada “senioritas”. Ketika kita niatkan dakwah ini karena Allah, maka tidak ada kata mundur walaupun satu langkah. Kabbiruuuu!! Allaahuakbar. Sumber: http://www.dakwatuna.com/2012/09/22821/mengapa-kami-mencintai-halaqah/#ixzz26KE9qJer

video buat si buah hati





Mais Videos O Guia da Cidade - Videos






Mais Videos O Guia da Cidade - Videos
yang ini bhs inggris



Mais Videos O Guia da Cidade - Videos

kronologi cinta


~Kronologi Cinta Si Syabab~ Cinta pertama -----> clash cinta monyet Cinta ke-dua -----> clash cobaan bunuh diri Cinta ke-tiga -----> clash rambang mata Cinta ke-empat -----> Aman bahagia
Sudah masuk cinta yang ke-empat baru merasa aman bahagia. Dahsyat. Siapalah yang berjaya memikat hati Si Syabab ? Alangkah beruntungnya Si Syabab hidup bahagia akhirnya. Untunglaaa ~ Tapi kenapa sampai cinta yang ke-empat baru nak merasa bahagia? Apa sebab? Kasi cerita sikit... Cinta pertama tidak kekal kerana cinta budak sekolah. Hanya bisa mengatakan suka. Suka tak membawa apa-apa erti. Cinta ketika ini hanyalah datang kerana kehangatan dua insan yang mula berjinak-jinak dalam bidang sebegini. Hanya kerana rakan sekelas atau mungkin jiran seperumahan atau mungkin kenalan rapat ketika menaiki bas sekolah sudah mampu membibitkan rasa cinta.

islam masuk nusantara.....


Tahukah Anda: Islam Masuk ke Nusantara Saat Rasulullah SAW Masih Hidup Posted by Arif As 66 BTG on 5:43 AM Islam Masuk Nusantara Islam masuk ke Nusantara dibawa para pedagang dari Gujarat, India, di abad ke 14 Masehi. Teori masuknya Islam ke Nusantara dari Gujarat ini disebut juga sebagai Teori Gujarat. Demikian menurut buku-buku sejarah yang sampai sekarang masih menjadi buku pegangan bagi para pelajar kita, dari tingkat sekolah dasar hingga lanjutan atas, bahkan di beberapa perguruan tinggi. Namun, tahukah Anda bahwa Teori Gujarat ini berasal dari seorang orientalis asal Belanda yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk menghancurkan Islam? Orientalis ini bernama Snouck Hurgronje, yang demi mencapai tujuannya, ia mempelajari bahasa Arab dengan sangat giat, mengaku sebagai seorang Muslim, dan bahkan mengawini seorang Muslimah, anak seorang tokoh di zamannya. Menurut sejumlah pakar sejarah dan juga arkeolog, jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, telah terjadi kontak dagang antara para pedagang Cina, Nusantara, dan Arab. Jalur perdagangan selatan ini sudah ramai saat itu. Mengutip buku Gerilya Salib di Serambi Makkah (Rizki Ridyasmara, Pustaka Alkautsar, 2006) yang banyak memaparkan bukti-bukti sejarah soal masuknya Islam di Nusantara, Peter Bellwood, Reader in Archaeology di Australia National University, telah melakukan banyak penelitian arkeologis di Polynesia dan Asia Tenggara. Bellwood menemukan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa sebelum abad kelima masehi, yang berarti Nabi Muhammad SAW belum lahir, beberapa jalur perdagangan utama telah berkembang menghubungkan kepulauan Nusantara dengan Cina. Temuan beberapa tembikar Cina serta benda-benda perunggu dari zaman Dinasti Han dan zaman-zaman sesudahnya di selatan Sumatera dan di Jawa Timur membuktikan hal ini. Dalam catatan kakinya Bellwood menulis, Museum Nasional di Jakarta memiliki beberapa bejana keramik dari beberapa situs di Sumatera Utara. Selain itu, banyak barang perunggu Cina, yang beberapa di antaranya mungkin bertarikh akhir masa Dinasti Zhou (sebelum 221 SM), berada dalam koleksi pribadi di London. Benda-benda ini dilaporkan berasal dari kuburan di Lumajang, Jawa Timur, yang sudah sering dijarah dan Bellwood dengan ini hendak menyatakan bahwa sebelum tahun 221 SM, para pedagang pribumi diketahui telah melakukan hubungan dagang dengan para pedagang dari Cina. I Love Islam Masih menurutnya, perdagangan pada zaman itu di Nusantara dilakukan antar sesama pedagang, tanpa ikut campurnya kerajaan, jika yang dimaksudkan kerajaan adalah pemerintahan dengan raja dan memiliki wilayah yang luas. Sebab kerajaan Budha Sriwijaya yang berpusat di selatan Sumatera baru didirikan pada tahun 607 Masehi (Wolters 1967; Hall 1967, 1985). Tapi bisa saja terjadi, kerajaan-kerajaan kecil yang tersebar di beberapa pesisir pantai sudah berdiri, walau yang terakhir ini tidak dijumpai catatannya. Di Jawa, masa sebelum masehi juga tidak ada catatan tertulisnya. Pangeran Aji Saka sendiri baru diketahui memulai sistem penulisan huruf Jawi kuno berdasarkan pada tipologi huruf Hindustan pada masa antara 0 sampai 100 Masehi. Dalam periode ini di Kalimantan telah berdiri Kerajaan Hindu Kutai dan Kerajaan Langasuka di Kedah, Malaya. Tarumanegara di Jawa Barat baru berdiri tahun 400-an Masehi. Di Sumatera, agama Budha baru menyebar pada tahun 425 Masehi dan mencapai kejayaan pada masa Kerajaan Sriwijaya. Temuan G. R Tibbets Adanya jalur perdagangan utama dari Nusantara terutama Sumatera dan Jawa dengan Cina juga diakui oleh sejarahwan G. R. Tibbetts. Bahkan Tibbetts-lah orang yang dengan tekun meneliti hubungan perniagaan yang terjadi antara para pedagang dari Jazirah Arab dengan para pedagang dari wilayah Asia Tenggara pada zaman pra Islam. Tibbetts menemukan bukti-bukti adanya kontak dagang antara negeri Arab dengan Nusantara saat itu. I Love Islam Keadaan ini terjadi karena kepulauan Nusantara telah menjadi tempat persinggahan kapal-kapal pedagang Arab yang berlayar ke negeri Cina sejak abad kelima Masehi, tulis Tibbets. Jadi peta perdagangan saat itu terutama di selatan adalah Arab-Nusantara-China. Sebuah dokumen kuno asal Tiongkok juga menyebutkan bahwa menjelang seperempat tahun 700 M atau sekitar tahun 625 M hanya berbeda 15 tahun setelah Rasulullah menerima wahyu pertama atau sembilan setengah tahun setelah Rasulullah berdakwah terang-terangan kepada bangsa Arab di sebuah pesisir pantai Sumatera sudah ditemukan sebuah perkampungan Arab Muslim yang masih berada dalam kekuasaan wilayah Kerajaan Budha Sriwijaya. Di perkampungan-perkampungan ini, orang-orang Arab bermukim dan telah melakukan asimilasi dengan penduduk pribumi dengan jalan menikahi perempuan-perempuan lokal secara damai. Mereka sudah beranak pinak di sana. Dari perkampungan-perkampungan ini mulai didirikan tempat-tempat pengajian al-Qur’an dan pengajaran tentang Islam sebagai cikal bakal madrasah dan pesantren, umumnya juga merupakan tempat beribadah (masjid). Temuan ini diperkuat Prof. Dr. HAMKA yang menyebut bahwa seorang pencatat sejarah Tiongkok yang mengembara pada tahun 674 M telah menemukan satu kelompok bangsa Arab yang membuat kampung dan berdiam di pesisir Barat Sumatera. Ini sebabnya, HAMKA menulis bahwa penemuan tersebut telah mengubah pandangan orang tentang sejarah masuknya agama Islam di Tanah Air. HAMKA juga menambahkan bahwa temuan ini telah diyakini kebenarannya oleh para pencatat sejarah dunia Islam di Princetown University di Amerika. Pembalseman Firaun Ramses II Pakai Kapur Barus Dari Nusantara Dari berbagai literatur, diyakini bahwa kampong Islam di daerah pesisir Barat Pulau Sumatera itu bernama Barus atau yang juga disebut Fansur. Kampung kecil ini merupakan sebuah kampung kuno yang berada di antara kota Singkil dan Sibolga, sekitar 414 kilometer selatan Medan. Di zaman Sriwijaya, kota Barus masuk dalam wilayahnya. Namun ketika Sriwijaya mengalami kemunduran dan digantikan oleh Kerajaan Aceh Darussalam, Barus pun masuk dalam wilayah Aceh. Amat mungkin Barus merupakan kota tertua di Indonesia mengingat dari seluruh kota di Nusantara, hanya Barus yang namanya sudah disebut-sebut sejak awal Masehi oleh literatur-literatur Arab, India, Tamil, Yunani, Syiria, Armenia, China, dan sebagainya. Sebuah peta kuno yang dibuat oleh Claudius Ptolomeus, salah seorang Gubernur Kerajaan Yunani yang berpusat di Aleksandria Mesir, pada abad ke-2 Masehi, juga telah menyebutkan bahwa di pesisir barat Sumatera terdapat sebuah bandar niaga bernama Barousai (Barus) yang dikenal menghasilkan wewangian dari kapur barus. Bahkan dikisahkan pula bahwa kapur barus yang diolah dari kayu kamfer dari kota itu telah dibawa ke Mesir untuk dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II atau sekitar 5. 000 tahun sebelum Masehi! Berdasakan buku Nuchbatuddar karya Addimasqi, Barus juga dikenal sebagai daerah awal masuknya agama Islam di Nusantara sekitar abad ke-7 Masehi. Sebuah makam kuno di kompleks pemakaman Mahligai, Barus, di batu nisannya tertulis Syekh Rukunuddin wafat tahun 672 Masehi. Ini memperkuat dugaan bahwa komunitas Muslim di Barus sudah ada pada era itu. Sebuah Tim Arkeolog yang berasal dari Ecole Francaise extreme-Orient (EFEO) Perancis yang bekerjasama dengan peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (PPAN) di Lobu Tua-Barus, telah menemukan bahwa pada sekitar abad 9-12 Masehi, Barus telah menjadi sebuah perkampungan multi-etnis dari berbagai suku bangsa seperti Arab, Aceh, India, China, Tamil, Jawa, Batak, Minangkabau, Bugis, Bengkulu, dan sebagainya. Tim tersebut menemukan banyak benda-benda berkualitas tinggi yang usianya sudah ratusan tahun dan ini menandakan dahulu kala kehidupan di Barus itu sangatlah makmur. Di Barus dan sekitarnya, banyak pedagang Islam yang terdiri dari orang Arab, Aceh, dan sebagainya hidup dengan berkecukupan. Mereka memiliki kedudukan baik dan pengaruh cukup besar di dalam masyarakat maupun pemerintah (Kerajaan Budha Sriwijaya). Bahkan kemudian ada juga yang ikut berkuasa di sejumlah bandar. Mereka banyak yang bersahabat, juga berkeluarga dengan raja, adipati, atau pembesar-pembesar Sriwijaya lainnya. Mereka sering pula menjadi penasehat raja, adipati, atau penguasa setempat. Makin lama makin banyak pula penduduk setempat yang memeluk Islam. Bahkan ada pula raja, adipati, atau penguasa setempat yang akhirnya masuk Islam. Tentunya dengan jalan damai. Sejarahwan T. W. Arnold dalam karyanya The Preaching of Islam (1968) juga menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M. Setelah abad ke-7 M, Islam mulai berkembang di kawasan ini, misal, menurut laporan sejarah negeri Tiongkok bahwa pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara (F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159). Bukti lainnya, di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, sebuah batu nisan kepunyaan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun bertanggal tahun 1082 telah ditemukan. Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M (S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39). Dari bukti-bukti di atas, dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup. Secara ringkas dapat dipaparkan sebagai berikut: Rasululah menerima wahyu pertama di tahun 610 M, dua setengah tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama tahun 613 M), lalu tiga tahun lamanya berdakwah secara diam-diamb periode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama tahun 616 M), setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari Makkah ke seluruh Jazirah Arab. Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Rasulullah SAW memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam. Selaras dengan zamannya, saat itu umat Islam belum memiliki mushaf Al-Qurban, karena mushaf Al-Qurban baru selesai dibukukan pada zaman Khalifah Utsman bin Affan pada tahun 30 H atau 651 M. Naskah Qurban pertama kali hanya dibuat tujuh buah yang kemudian oleh Khalifah Utsman dikirim ke pusat-pusat kekuasaan kaum Muslimin yang dipandang penting yakni (1) Makkah, (2) Damaskus, (3) Sanba di Yaman, (4) Bahrain, (5) Basrah, (6) Kuffah, dan (7) yang terakhir dipegang sendiri oleh Khalifah Utsman. Naskah Qur’an yang tujuh itu dibubuhi cap kekhalifahan dan menjadi dasar bagi semua pihak yang berkeinginan menulis ulang. Naskah-naskah tua dari zaman Khalifah Utsman bin Affan itu masih bisa dijumpai dan tersimpan pada berbagai museum dunia. Sebuah di antaranya tersimpan pada Museum di Tashkent, Asia Tengah. Mengingat bekas-bekas darah pada lembaran-lembaran naskah tua itu maka pihak-pihak kepurbakalaan memastikan bahwa naskah Qurban itu merupakan al-Mushaf yang tengah dibaca Khalif Utsman sewaktu mendadak kaum perusuh di Ibukota menyerbu gedung kediamannya dan membunuh sang Khalifah. Perjanjian Versailes (Versailes Treaty), yaitu perjanjian damai yang diikat pihak Sekutu dengan Jerman pada akhir Perang Dunia I, di dalam pasal 246 mencantumkan sebuah ketentuan mengenai naskah tua peninggalan Khalifah Ustman bin Affan itu yang berbunyi: (246) Di dalam tempo enam bulan sesudah Perjanjian sekarang ini memperoleh kekuatannya, pihak Jerman menyerahkan kepada Yang Mulia Raja Hejaz naskah asli Al-Qur’an dari masa Khalifah Utsman, yang diangkut dari Madinah oleh pembesar-pembesar Turki, dan menurut keterangan, telah dihadiahkan kepada bekas Kaisar William II (Joesoef Souy, Sejarah Khulafaur Rasyidin, Bulan Bintang, cet. 1, 1979, hal. 390-391). Sebab itu, cara berdoa dan beribadah lainnya pada saat itu diyakini berdasarkan ingatan para pedagang Arab Islam yang juga termasuk para al-Huffadz atau penghapal al-Qur’an. Menengok catatan sejarah, pada seperempat abad ke-7 M, kerajaan Budha Sriwijaya tengah berkuasa atas Sumatera. Untuk bisa mendirikan sebuah perkampungan yang berbeda dari agama resmi kerajaan perkampungan Arab Islam tentu membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum diizinkan penguasa atau raja. Harus bersosialisasi dengan baik dulu kepada penguasa, hingga akrab dan dipercaya oleh kalangan kerajaan maupun rakyat sekitar, menambah populasi Muslim di wilayah yang sama yang berarti para pedagang Arab ini melakukan pembauran dengan jalan menikahi perempuan-perempuan pribumi dan memiliki anak, setelah semua syarat itu terpenuhi baru merekab para pedagang Arab Islam ini bisa mendirikan sebuah kampung di mana nilai-nilai Islam bisa hidup di bawah kekuasaan kerajaan Budha Sriwijaya.Perjalanan dari Sumatera sampai ke Makkah pada abad itu, dengan mempergunakan kapal laut dan transit dulu di Tanjung Comorin, India, konon memakan waktu dua setengah sampai hampir tiga tahun. Jika tahun 625 dikurangi 2, 5 tahun, maka yang didapat adalah tahun 622 Masehi lebih enam bulan. Untuk melengkapi semua syarat mendirikan sebuah perkampungan Islam seperti yang telah disinggung di atas, setidaknya memerlukan waktu selama 5 hingga 10 tahun. Jika ini yang terjadi, maka sesungguhnya para pedagang Arab yang mula-mula membawa Islam masuk ke Nusantara adalah orang-orang Arab Islam generasi pertama para shahabat Rasulullah, segenerasi dengan Ali bin Abi Thalib r. A..

Tuesday, 11 September 2012

belajar dari syetan.......


Sedikit belajar dari setan. 1. Pantang menyerah Setan tidak akan pernah menyerah selama keinginannya untuk menggoda manusia belum tercapai. Sedangkan manusia banyak yang mudah menyerah dan malah sering mengeluh dalam menggapai sesuatu. 2. Kreatif Setan akan mencari cara apapun dan bagaimanapun untuk menggodamanusia agar tujuannya tercapai, selalu kreatif dan penuh ide. Sedangkan manusia ingin ena knya saja, banyak yang malas. Kebanyakan dari manusia selalu ingin mendapatkan mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan, padahal cara instan tersebut bisa merugikan orang lain. Yang Haramdianggap menjadi hal yang wajar(Halal) 3. Konsisten Setan dari mulai diciptakan tetap konsisten pada pekerjaannya, tak pernah mengeluh dan berputus asa. Sedangkan manusia banyak yang mengeluhkan pekerjaannya, padahalbanyak manusia lain yang masih nganggur dan membutuhkan pekerjaan.

kenapa ndak sholat jamaah?????


Bro, Kok Nggak Sholat Ke Masjid? Sholat, adalah amal ibadah kita yang akan dihisab nanti di akherat. Dan sholat juga adalah pembeda antara muslim dengan kafir. Dengan sholat juga kita bisa memperoleh ketenangan dan kedamaian dalam hati. Begitu pentingnya ibadah sholat buat kita para muslim, tapi kenyataan yang kita lihat sekarang ini sangat miris sekali. Banyak banget para cowok yang sengaja men inggalkan sholat atau ngeles dengan beraneka rasa dan alasan, buat ngehalalkan segala cara biar nggak jadi terdakwa karena mereka males ke masjid. Padahal bro, kalau aja kita tahu bahkan orang buta sekalipun wajib melaksanakan shalat berjama'ah. Secara, mereka mungkin bisa beralasan dengan "kelemahan" mereka dalam melihat. Tapi tetep aja nggak ada keringanan buat mereka, walaupun juga rumah mereka berjauhan dari masjid. Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seseorang lelaki buta datang kepada Nabi seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, aku tidaklah memiliki penuntun jalan untuk menuntunku datang ke masjid, kemudian ia meminta Rasulullah memberikan keringanan kepadanya. Ketika ia berpaling (hendak berlalu pergi) Rasulullah memanggilnya kembai dan berkata, "Apakah kamu mendengar panggilan (adzan)." Ia berkata, "Ya." Rasulullah bersabda, "Maka Jawablah." (HR. Muslim)

melawan kambing


Jangan Sampai Domba Lebih Cerdas Dari Kita "Kalian tidak juga tersadarkan dengan nasihat yang diberikan, Sedangkan domba ternak segera tersadarkan peringatan pengembalanya" Perkara terberat yang membuat manusia dalam bahaya adalah ketidak-sadarannya bahwa ia sedang dalam bahaya. Ia tidak mau menerima jika dikatakan sedang berada di pinggir jurang yang terjal dan hampir terjungkal ke dalam jurang kehancuran yang dalam. Ini adalah kebodohan terhadap bahayanya kondisi yang dialami, yang membuat seseorang masih terus lupa atau sengaja lupa bahwa ia salah. Akhirnya, ia terbiasa salah dan kemungkaran baginya sudah menjadi tradisi dan sifatnya, kemudian hatinya menjadi tertutup dan terkunci. Hal ini terjadi karena ia tidak segera menangani masalahnya satu per satu sejak awal. Sehingga, ia menjadi keras dan beku serta tidak mengetahui yang baik dan tidak mengingkari yang mungkar. "Saya tidak melihat bekas dzikir pada tubuh saya, Sementara tambang di batu yang keras meninggalkan bekas." Tentang hal ini Allah SWT berfirman: "Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthaffifiin ayat 14) "Dan mereka berkata, 'Hati kami tertutup'. Akan tetapi, sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka maka sedikit sekali mereka yang beriman." (QS. Al-Baqarah ayat 88) Kelompok manusia seperti ini adalah orang-orang yang dimaksudkan oleh Allah SWT, dengan firman-Nya: "Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al-Kahfi ayat 28) Allah SWT, membuatnya lupa dari kebenaran. Akibatnya, ia mengikuti hawa nafsunya dalam kebatilan sehingga lepas kendalilah ia. Marilah kita membaca ayat tersebut bersama-sama dan fokuskanlah pada firman Allah SWT ini. "....dan adalah keadaannya itu melewati batas." agar diri kita dapat menyikapi sugesti tersebut dan makna-makna yang dikandungnya, yaitu keterpecahan, kehilangan, dan lepasnya kontrol terhadap segala urusan. Sayyid Quthb berkata, "Kami buat hati mereka lalai ketika dirinya hanya memikirkan dirinya, hartanya, anak-anaknya dan kesenangan serta kelezatan yang dirasakan syahwatnya. Sehingga, dalam hatinya tidak ada lagi tempat bagi Allah SWT. Hati yang sibuk dengan hal-hal tersebut dan menjadikan semua itu sebagai tujuan hidupnya. Tidak aneh jika ia kemudian lalai dari mengingat Allah. Allah SWT membuatnya lebih lalai lagi dan dibiarkan dalam kondisi seperti itu. Sehingga, lepaslah kendali dari tangannya dan berikutnya ia mendapatkan siksa yang telah Allah siapkan bagi orang-orang seperti dirinya yang mendhalimi diri mereka sendiri juga mendhalimi orang lain." Mengapa? Karena dengan bersihnya hati itu, menjadi baiklah seseorang, dan dengan kerusakan hati itu, maka rusaklah seseorang. "Di dalam tubuh itu ada segumpal darah yang jika ia baik maka baiklah tubuh itu seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah tubuh itu. Ia adalah hati." Secara gradual, hati tersebut menjadi tidak mempunyai nilai, demikian juga mata dan telinga serta anggota tubuh lainnya. "Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqaan ayat 44) "Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar penggilan apabila mereka telah berpaling membelakang." (QS. An-Naml ayat 80) "Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar." (QS. Faathir ayat 22) "Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa pun. Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu)." (QS. Al-Anfaal ayat 22-23)
"Dan mereka berkata, 'Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Al-Mulk ayat 10) "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata. (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan

Wednesday, 5 September 2012

ketika kita menganggap tak adil


Kita memang sering menganggap apa yang kita alami sebagai sesuatu yang tidak adil karena tidak sesuai dengan kehendak kita , Kita berharap bahwa semuanya berjalan sesuai dengan keinginan hati kita , bahkan secara ekstrem kita sering mempertanyakan Keadilan Allah ketika kita merasa diperlakukan secara tidak adil. Berkaitan dengan hal ini Al-Ghazali dalam salah satu kitabnya pernah meriwayatkan su atu kisah yang bercerita tentang hukum kepastian Allah... Suatu ketika , Nabi Musa Alaihissalam bermunajat kepada Allah di Bukit Thursina , diantara munajatnya adalah “Ya Allah , tunjukkanlah keadilan –Mu kepadaku “ Kemudian Allah Ta’ala menjawab “Jika Aku menampak-kan Keadilan-Ku kepada mu , engkau tidak dapat sabar dan tergesa gesa menyalahkan-Ku” “Dengan Petunjuk-Mu aku akan dapat bersabar bersabar menerima dan menyaksikan keadilan-Mu” Kata Nabi Musa “Kalau Begitu pergilah ke mata air itu ! Bersembunyilah engkau didekatnya dan saksikan apa yang akan terjadi “ Demikian Allah menjawab permintaan Nabi Musa Nabi Musa kemudian pergi ke mata air yang ditunjukkan oleh Allah kepadanya, ia naik ke atas bukit dan bersembunyi , tidak berselang lama , datanglah seorang penunggang kuda , dan ia turun dari kudanya , lalu minum dan beristirahat , ia juga meletakkan sebuah kantong yang isinya uang senilai 1000 Dinar. Selang beberapa lama , penunggang kuda tadi bergegas pergi dengan terburu buru hingga dia lupa terhadap Kantong uangnya, tidak lama kemudian datanglah seorang anak kecil ke tempat itu , anak itu minum dan mengambil air di mata air itu, tiba tiba matanya melihat sebuah kantong , lalu mengambilnya dan bergegas pergi... Setelah anak kecil itu pergi , datanglah seorang kakek buta , dia sama seperti dua orang sebelumnya datang untuk meminum air , setelah beberapa teguk air diminumnya tiba tiba datanglah penunggang kuda yang tadi datang pertama kali untuk mengambil kantong yang tertinggal. Namun penunggang kuda itu tak menemukannya, dan hanya menemui Kakek buta yang terlihat akan bergegas pergi dari tempat itu , si penunggang kuda itu kemudian bertanya setengah berteriak “Kamu pasti yang mengambil kantongku yang berisi uang di sini “ Betapa kagetnya kakek tua yang buta itu dia kemudian menjawab “Bagaimana saya dapat mengambil kantong mu sementara mataku tidak dapat melihat ?” “Jangan dusta kakek bodoh ! aku tidak melihat siapapun disini selain Kamu “ Hardik si penunggang Kuda
Saking kesalnya , sipenunggang kuda itu akhirnya membunuh Kakek tua yang buta , kemudian menggeladahnya untuk menemukan kantong uangnya , namun dia tidak menemukannya , diapun berlalu meninggalkan mayat kakek buta itu dengan tangan kosong Melihat kejadian itu Nabi Musa berkata “Ya Rabb, sungguh aku tidak sabar atas kejadian itu , tapi aku yakin Engkau Tuhan Yang Maha Adil , kenapa kejadian mengenaskan itu bisa terjadi .. ?” Tidak lama kemudian, datanglah Malaikat Jibril dan berkata “Allah memerintahkan kepadaku agar menyampaikan penjelasan-Nya kepada mu ,

hakikat pernikahan


Jika hakikat pernikahan adalah karena SEX, maka pasangan rajin bertengkar jika servis di kamar tidur tidak memuaskan.

belajar dari monyet


Sahabatz FiLLAH , ada sebuah cerita tentang seekor monyet sedang nangkring di pucuk pohon kelapa. Dia nggak sadar lagi diintip sama tiga angin gede. Angin Topan, Tornado sama Bahorok. Tiga angin itu rupanya pada ngomongin, siapa yang bisa paling cepet jatuhin si monyet dari pohon kelapa. Angin Topan bilang, dia cuma perlu waktu 45 detik.
Angin Torna do nggak mau kalah, 30 detik. Angin Bahorok senyum ngeledek, 15 detik juga jatuh tuh monyet. Akhirnya satu persatu ketiga angin itu maju. Angin TOPAN duluan, dia tiup sekencang-kencangnya, Wuuusss… Merasa ada angin gede datang, si monyet langsung megang batang pohon kelapa. Dia pegang sekuat-kuatmya. Beberapa menit lewat, nggak jatuh-jatuh tuh monyet. Angin Topan pun nyerah. Giliran Angin TORNADO. Wuuusss… Wuuusss… Dia tiup sekenceng-kencengnya. Ngga jatuh juga tuh monyet. Angin Tornado nyerah. Terakhir, Angin BAHOROK. Lebih kenceng lagi dia tiup. Wuuuss… Wuuuss…

pertanyaan istri pada suaminya.


01. Seorang suami pernah ditanya oleh istrinya, "apa yang menurut abi paling penting dari ummi?" | terdiam sejenak, suami menjawab 02. "taatlah pada abi selama abi menaati Allah, itulah yang kupinta darimu" | dan itulah kunci pernikahan terpenting
03. Aduhai pernikahan yang dibangun berdasarkan ketaatan pada Allah semata | semua masalah akan mampu diselesaikan sekejap mata 04. Tak perlu debat derita berpanjangan | asal ada dalilnya, srmua masalah ada kesudahannya :) 05. Suami menyayangi istri bukan hanya dasar nafsu, namun karena ia perintah Allah l sebagai kelengkapan diri seorang Muslim 06. bila marah tak menghardik, bila tak suka tak menghina | walau hati membuncah bergejolak marah, dia tahankan lisan kasar 07. bila naik pitam dia diam bukan mengecam | tak sekalipun dalam pikiran gunakan tangan untuk pelajaran 08. karena dalam Islam, lelaki adalah pembimbing | dia

Belajar cinta & kasih sayang dari nabi Yusuf


Mari belajar tentang "cinta & kasih sayang" dari nabi Yusuf as,

Menjaga pandangan


~Mari menjaga pandangan~ Adakah diantara kita yang tidak senang mengedarkan pandangan pada sesuatu yang indah,sejuk dan enak di lihat? Wanita mana yang tidak akan terpesona melihat laki2 gagah dan tampan,dengan postur yang tinggi,romantis dan menggoda? Laki - laki mana yang tidak akan tergoda melihat wanita dengan kharakteristik KUTILANG MACAN(Kuning - mulus,Tinggi,Langsing,Manis dan Cantik),apal agi kaya dan smart. Hanya saja,bila semua kenikmatan tersebut tidak pantas di nikmati,tidak layak di konsumsi mata kita karena tidak halal,maka itulah saat yang tepat untuk di hindari. Siapa yang suka mengumbar pandangan matanya,maka penyesalan yang akan dia rasakan tiada akan ada hentinya. Sesuatu yang paling berbahaya bagi hati adalah memperturutkan pandangan mata,karena dia akan melihat apapun yang dicarinya,dan boleh jadi ia akan merasakan kenikmatan. Buah pandangaan mata manusia akan ditransfer sehingga dapat menyusup ke dalam hati,seperti anak panah yang meluncur saat di bidikkan. Jika tidak membunuh,tentu anak panah akan membuat luka.

Rahasia Hikmah dibalik wudhu


Rahasia wudhu Pernahkah terpikir mengapa kita mengambil wudhu sedemikian rupa? ... Pernahkah terpikir segala hikmah yang kita peroleh dalam menghayati Islam? .. Pernahkah terpikir mengapa Allah lahirkan kita sebagai umat Islam? ... Berikut ini adalah hikmah yang dapat kita peroleh dari wudhu seperti yang diuraikan Imam Al-Ghazali dalam bukunya "Ihya Ulumuddin". Mudah-mudahan Allah swt selalu me ncucurkan rahmat-Nya. Banyak di antara kita yang tidak sadar akan hakikat bahwa setiap yang dituntut dalam Islam mempunyai hikmah tersendiri. 1. Ketika berkumur, berniatlah dengan, "Ya Allah ampunilah dosa mulut dan lidahku ini. Penjelasan: Sehari-hari kita bercakap-cakap mengenai benda-benda yang tak berfaidah 2. Ketika membasuh muka, berniatlah dengan, "Ya Allah,putihkanlah mukaku di akhirat kelak, Janganlah Kau hitamkan mukaku ini". Penjelasan: Muka para ahli surga putih berseri-seri. 3. Ketika membasuh tangan kanan, berniatlah dengan, "Ya Allah, berikanlah hisab-hisabku di tangan kananku ini" Penjelasan: Hisab-hisab ahli surga diberikan di tangan kanannya. 4. Ketika membasuh tangan kiri, berniatlah dengan, "Ya Allah, janganlah Kauberikan hisab-hisabku di tangan kiriku ini". Penjelasan: Hisab-hisab ahli neraka diberikan di tangan kirinya. 5. Ketika membasuh kepala, berniatlah dengan, "Ya Allah, lindungilah aku dari terik matahari di Padang Ma'syar dengan Arasy-Mu" Penjelasan: Panas di Padang Masyar seperti matahari sejengkal di atas kepala.
6. Ketika membasuh telinga, berniatlah dengan, "Ya Allah,ampunilah dosa telingaku ini" Penjelasan: Sehari-hari kita mendengar orang mengumpat, memfitnah, dan mendengar lagu-lagu berunsur maksiat. 7. Ketika membasuh kaki kanan, berniatlah dengan, "Ya Allah, permudahlah aku melintasi titian Siratul Mustaqqim". Penjelasan : Ahli surga melintasi titian dengan mudah sekali. 8. Ketika membasuh kaki kiri, berniatlah dengan, "Ya Allah, bawalah aku pergi ke masjid-masjid, surau-surau, dan bukan tempat-tempat maksiat"