Tuesday, 15 April 2014

HABIS UN(UJIAN NASIONAL),EPISODE BELUM TAMAT

   sohib muda Buat kamu yang kelas 3 SMA/SMK/MA lagi ngos-ngosan ngerjain soal-soal UN. Semoga saja nggak ada yang sampe ngebul ubun-ubunnya akibat spaneng dan hang. Hehehe.. saya doakan semoga kamu semua lulus dan diluluskan. Lho, kok ada istilah lulus dan diluluskan? Oopps.. ini bukan salah ketik, tetapi ditulis dengan keseriusan penuh. Iya, karena ada yang benar-benar bisa ngerjain soalnya dan kamu berhak lulus. Ada juga di antara kamu yang kudu dibantu diluluskan ketika ujian (misalnya jawabannya dibenerin sama guru-guru di sekolahmu karena kamu termasuk yang berpotensi nggak lulus). Sori. Bukan nuduh, tetapi faktanya memang ada yang begitu. Kalo gitu, buat apa ada Ujian Nasional ya? *mikir sambil manggut-maggut memang bernada prihatin, berirama kesedihan, bernuansa kecemasan. Bukan apa-apa. Udah capek-capek nyiapin buat bertarung di UN, eh udah lulus malah kamu runtang-runtung nggak jelas. Kerja susah, mau kuliah kurang biaya. Bagi yang beruntung, alhamdulillah bisa dapetin kerja atau kuliah atas biaya ortu. Lha, gimana yang nggak kuliah dan nggak kerja? Bagi mereka yang kebagian jenis terakhir ini, habis UN terbitlah galau. Waduh! Sobatku, kalo kamu orang yang tegar bak batu karang yang tahan dihempas gelombang, maka tak perlu galau hadapi UN. Nyantai aja lagi. Jangan keder atau bingung. Kalo kamu udah nyiapin diri, in sya Allah bakalan lancar dilalui. Nah, perkara nanti setelah Ujian Nasional kamu ternyata gagal, tetap jangan bikin galau. Itu hal biasa. Terima kekalahan dengan kepala tegak. Sebab, yang terpenting udah berjuang. Betul nggak? Nah, masalahnya adalah, apakah kamu semua udah terbiasa berjuang dan menghadapi berbagai rintangan dalam kehidupan ini? Silakan interospeksi diri masing-masing ya. Saya sendiri merasa khawatir ketika melihat banyak remaja yang hidupnya kok sepertinya nyantai dan main-main. Lebih asik ngerumpi di BBM, main-main berbalas komentar atau sharing hal-hal tak begitu bermanfaat di facebook atau twitter. Ini kondisi yang sangat tidak kondusif mengingat kamu seharusnya sudah mulai serius memikirkan masa depanmu. Menggapai masa depan terbaik Rasa-rasanya di dunia ini nggak ada orang yang mau sengsara, meski pernah ada novel berjudul Sengsara Membawa Nikmat. Itu lain konteksnya, sobat. Kalo udah berusaha untuk menjadi lebih baik tetapi belum juga kesampaian dan akhirnya sengsara, ya kita hadapi saja. Gimana kalo sengsara berkepanjangan? Ya, kamu kudu sabar dan coba menghibur diri Waduh, nggak banget ah. Hey, nggak usah minder en pesimis. Tetap semangat sambil terus berikhtiar secara maksimal, 

Sobat! menggapai masa depan terbaik pasti dambaan kita semua, termasuk para orang tua kita. Nggak ada ortu yang ngidam berharap anaknya terlantar. Semua orang tua kepengen anak-anaknya sukses untuk menggapai masa depan terbaiknya. Ini sudah kondisi normal alias wajar. Hanya saja permasalahannya adalah, kondisi kehidupan saat ini yang tak menentu dan sistem pendidikan yang nyaris tak tentu arah membuat sebagian besar orang tua cemas memikirkan masa depanmu. Mungkin juga buat kamu yang udah mikir masa depan jadi ikutan khawatir. Beginilah kehidupan kita saat ini, ketika Islam tak diterapkan sebagai ideologi negara. Bikin miris dan memilukan. Kita semua menyangka bahwa untuk mendapatkan masa depan terbaik adalah melalui pendidikan. Tetapi setelah sekian lama belajar malah nggak karu-karuan kehidupan kita. Bukan hanya soal akhlak yang kedodoran, tetapi juga masa depan secara finansial ikutan jeblok. Jangankan yang cuma lulusan SMA, mereka yang sarjana aja jadi menambah barisan panjang para pengangguran. Memang sih nggak semuanya bernasib buruk, karena tak sedikit juga yang mujur. Namun ini perkara kebijakan negara Bro en Sis. Sistem pendidikan?lengkap dengan tujuan dan target?erat kaitannya dengan kebijakan negara. Kalo negaranya peduli, maka sebenarnya mereka yang terdidik akan mendapat tempat yang layak. Apalagi jika yang terdidik itu otaknya encer alias pinter banget plus shalih dan shalihah, dijamin bahagia dunia-akhirat. Ah, jadi miris kalo ngomongin soal ini. Why? Sebab tak sedikit lho orang cerdas di negeri kita yang memilih berkiprah dan mengamalkan ilmunya di negeri orang ketimbang di negerinya sendiri. Saya pernah menyaksikan tayangan Kick Andy yang menampilkan Dr Khoirul Anwar yang menemukan jaringan 4G (ini lebih tinggi dari 3.5G yang sekarang kita gunakan dalam berkomunikasi layanan data internet). Itu orang Indonesia, sobat. Tetapi beliau memilih berkarir dan mengembangkan ilmunya di negeri Sakura, Jepang. Saat ditanya sama Bung Andy di acara itu, ?Mengapa Anda tidak mengabdikan ilmu Anda di negeri sendiri??, Dr Khoirul Anwar hanya diam sambil tersenyum. Tak berkata apa-apa. Tetapi Bung Andy dan peserta yang hadir di acara itu semuanya tertawa karena sudah memakluminya dan tahu jawabannya. Ya, inilah negeri kita. Orang-orang yang berprestasi hebat dan mendunia lebih senang berkiprah di negeri orang karena perhatian yang minim dari pemerintah negeri sendiri. Sekadar tahu saja, teknologi jaringan 4G yang ditemukan Dr Khoirul Anwar diterapkan pertama kali pada Desember 2009 di Norwegia. Di negeri sendiri, kebijakan pemeritah masih melindungi provider yang udah investasi di jaringan 3G atau 3.5G. Jaringan 4G yang super kenceng belum maksimal didukung. Selain Dr Khoirul Anwar, ada ratusan orang hebat negeri ini yang memilih mengabdikan ilmu di luar negeri, te Sayang banget ya, kehebatan mereka dimanfaatkan oleh negara lain. Di negeri ini mungkin saja pemerintahnya sibuk rebutan jabatan dan berlomba jadi koruptor ketimbang mikirin negara dan rakyatnya. Mengenaskan! meraih masa depan terbaik. Ini penting, sobat. Untuk meraih masa depan terbaik kita harus meluruskan niat (yakni semata untuk menggapai ridho Allah Ta?ala), mengokohkan tawakal (hanya menjadikan Allah Ta?ala sebagai penolong) dan memaksimalkan ikhtiar, serta lengkapi semua itu dengan doa. In sya Allah akan dimudahkan oleh Allah Ta?ala dalam meraih masa depan terbaik. Aamiin. Bro en Sis rahimakumullah, . Kamu sudah siap kan untuk menggapai masa depan terbaikmu? Yup! Harus! Seorang muslim harus sudah menentukan tujuan dan target dalam kehidupannya. Kalo ada di antara kamu yang masih main-main dan belum tahu hendak ngapain dan mau ke mana, sungguh ter-la-lu! Raih sukses tanpa galau Hehehe.. kalo urusan galau sih sebenarnya tak perlu nunggu ada Ujian Nasional. Adanya Ujian Nasional hanyalah pelengkap penderita kamu-kamu yang malas belajar dan doyan galau. Urusan galau itu persoalan cara pandang, kok. Kalo kamu merasa bahwa hidupmu baik-baik saja dan punya tujuan hidup yang benar dan jelas, maka tak akan merasakan kegalauan. Sebab, mereka yang galau adalah golongan yang tak memiliki tujuan hidup dan tak punya target dalam hidupnya. So, kamu kudu mulai memikirkan masa depanmu, sobat! Ya, masa depan itu penting untuk direncanakan dan disiapkan sejak sekarang. Apalagi jika kita mikirnya lebih jauh, yakni masa depan di akhirat kelak. Nah, untuk merencanakan masa depan yang lebih baik, tentu saja nggak ditempuh dengan kegalauan. Bro en Sis rahimakumullah, . Untuk meraih sukses, selain tanpa kegalauan, juga harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: Pertama, kamu sendiri harus berusaha untuk meraih sukses. Kedua, hubungan dengan orang lain alias punya koneksi atau jaringan. Ketiga, lingkungan yang baik mulai dari keluarga, masyarakat dan negara. Nah, in sya Allah jika ketiga hal itu digabungkan akan menjadi jalan untuk mendapatkan kesuksesan. Nah, yang pertama sekali adalah kesiapan diri kita untuk mau berjuang meraih sukses. Sebab, meski banyak koneksi atau luasnya jaringan persahabatan dan lingkungan yang bagus untuk bisa meraih sukses, namun jika kita sendiri nggak mau bergerak untuk mendapatkan kesuksesan, ya tentu saja nggak akan jadi, Bro en Sis. Allah Ta?ala berfirman (yang artinya), ?Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan? (QS ar-Ra?d [13]: 11) Nah, maksud ayat ini, Allah Ta?ala tak akan mengubah keadaan suatu kaum, selama kaum tersebut tak berusaha mengubah sebab-sebab kemundurannya atau kelemahannya. Maka, tentu saja untuk meraih sukses kamu harus menghilangkan sifat galau yang mungkin selama ini kamu pelihara dan ditampakkan dalam status di facebook dan twitter atau instagram. Ok? Sukses tak diraih dengan galau. Sekarang, fokus dulu untuk mengerjakan Ujian Nasional, hadapi dengan tenang dan maksimalkan ikhtiarmu. Setelah usai melewati UN, barulah kamu pikirkan baik-baik dan buatlah strategi jitu untuk merencanakan masa depanmu. Siap ya? Sip! Oya, yang terpenting dari semua itu, kamu harus meraihnya demi menggapai ridho Allah TaAlla?

Mencari atau menjadi

Berusaha mencari orang yang baik-baik dan sholeh/sholehah
untuk dijadikan pasangan hidup
memang suatu yang baik ....
Tetapi Alangkah lebih baik menjadikan diri sendiri orang yang
baik terlebih dahulu sebelum memberi selembar kriteria pada
seseorang sebagai calon pendamping,lebih baik kita dulu di
utamakan dalam mempelajari Agama Islam dan
Mengamalkannya ....
Berusahalah menjadi baik kepada yang lebih baik ..
Semoga kita di pertemukan jodoh dengan orang baik
Agamanya,tentunya baik dalam pilihan_Nya ..Aamiin..Insya
Allah...



Apa kata mereka


"Biarlah Mereka Mau Bilang Apa".

Lebih baik kamu dibilang tak laku-laku,daripada dicap sangat
laku hingga sampai bergonta-ganti pasangan yang belum halal.

Lebih baik kamu tak punya kebanggaan,Kalau hanya kebanggaan
atas banyaknya koleksi mantan pasangan yang belum halal.

Lebih baik kamu menjaga fitrah diri,daripada hanya sekedar
mencari kesenangan diri.

Lebih baik kamu mengejar cita-cita,daripada
hanya mengejar cinta yang belum waktunya.
Aku tak mau hidupku hanya mencari kesenangan sesaat.

Kita tak
mau terjebak.kita tak mau mengorbankan jalan hidup yang
terasa sangat singkat.
Dengan diisi hal-hal yang tak banyak membawa manfaat.
Dengan godaan-godaan nafsu yang akan membuat diri kita
tersesat.
Biarlah mereka mau bilang apa.karena kita lebih mempedulikan
untuk menjaga kefitrahan diri,yang kelak akan dipertanggung
jawabkan di hadapan ALLAH AZZA WA JALLA..

Dan yang pasti,akan kita persembahkan diri kita seutuhnya,Hanya
untuk pasangan halal saja yg bernama suami/istri,bukan untuk
yang lain...........Itulah pilihan....


Posted via Blogaway

Wednesday, 26 March 2014

Muslim dulu dan muslim kini


Iman yang Produktif
Perbedaan mendasar antara generasi Islam masa kini dengan
generasi pertama Islam adalah proses masuknya mereka ke dalam
Islam. Generasi muslim masa kini umumnya lahir dari kedua
orang tua dan lingkungan muslim. Hanya saja, lingkungan itu
belumlah merefleksikan kehidupan Islam yang hakiki. Ibarat mobil,
kehidupan umat Islam hari ini bagai mobil tua yang bobrok.
Bodinya jauh dari mulus, mesinnya pun sering trouble. Kurang
bisa diandalkan.
Adapun generasi Islam di masa sahabat dibangun oleh Rasulullah
saw. dari nol. Dari kalimat tauhid yang dipancarkan di antara
ribuan berhala kota Makkah. Di antara dominasi paganisme,
kejahiliyahan, dan fanatisme qabilah, Rasulullah saw.
memproklamirkan kalimah Lailahaillallah Muhammad Rasulullah.
Sehingga generasi bentukan beliau saw. adalah generasi baru
dengan keimanan yang baru, yang masih murni. Ibarat mobil,
mereka adalah mobil baru, bahkan mobil baru yang sangat
istimewa, yang siap menempuh perjalanan panjang, sekalipun
medan perjalanan yang sukar dan berliku.
Gairah hidup baru mereka peroleh tatkala mereka melaksanakan
sholat dan membaca Al Quran serta mengikuti penjelasan-
penjelasan dari baginda rasulullah saw. Allah SWT mengabadikan
proses pembinaan yang beliau saw. lakukan terhadp generasi
pertama kaum muslimin itu dalam firman-Nya:
َﻮُﻫ ﻱِﺬَّﻟﺍ َﺚَﻌَﺑ ﻲِﻓ َﻦﻴِّﻴِّﻣُﺄْﻟﺍ ﺎًﻟﻮُﺳَﺭ ْﻢُﻬْﻨِﻣ ﻮُﻠْﺘَﻳ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ِﻪِﺗﺎَﻳﺍَﺀ ْﻢِﻬﻴِّﻛَﺰُﻳَﻭ
ُﻢُﻬُﻤِّﻠَﻌُﻳَﻭ َﺏﺎَﺘِﻜْﻟﺍ َﺔَﻤْﻜِﺤْﻟﺍَﻭ ْﻥِﺇَﻭ ﺍﻮُﻧﺎَﻛ ْﻦِﻣ ُﻞْﺒَﻗ ﻲِﻔَﻟ ٍﻝﺎَﻠَﺿ ٍﻦﻴِﺒُﻣ
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang
Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada
mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka
Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, (QS. Al
Jumu’ah 2).
Hasilnya, generasi pertama umat ini menjadi pribadi-pribadi yang
Islami, memiliki cara berfikir Islami dan pola sikap jiwa Islami.
Sehingga sanggup melaksanakan kewajiban-kewajiban agama
Islam, baik tugas individual mereka masing-masing, maupun tugas
kolektif mereka sebagai jamaah kaum muslimin. Bahkan untuk itu
mereka siap mengerahkan seluruh potensi yang mereka miliki,
waktu, tenaga, harta, bahkan jiwa sekalipun. Kenapa demikian?
Rahasia iman para sahabat
Iman para sahabat adalah aqidah Islam yang benar, bukan iman
warisan yang sekedar mengikut tradisi tetua. Sebelum masuk
Islam, mereka harus berfikir keras untuk mengambil sikap,
menerima atau menolak Islam dengan segala konsekuensinya. Akal
mereka tak bisa dibohongi. Naluri mencari Tuhan yang hakiki,
menemukan sesembahan yang benar, yakni Allah Pencipta langit
dan bumi. Kesadaran mereka menyingkap kepalsuan semua
berhala yang selama ini mereka sembah. Mereka memahami
firman Allah:
َّﻥِﺇ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ َﻥﻮُﻋْﺪَﺗ ْﻦِﻣ ِﻥﻭُﺩ ِﻪَّﻠﻟﺍ ْﻦَﻟ ﺍﻮُﻘُﻠْﺨَﻳ ﺎًﺑﺎَﺑُﺫ ِﻮَﻟَﻭ ﺍﻮُﻌَﻤَﺘْﺟﺍ ُﻪَﻟ ْﻥِﺇَﻭ ُﻢُﻬْﺒُﻠْﺴَﻳ
ُﺏﺎَﺑُّﺬﻟﺍ ﺎًﺌْﻴَﺷ ﺎَﻟ ُﻩﻭُﺬِﻘْﻨَﺘْﺴَﻳ ُﻪْﻨِﻣ َﻒُﻌَﺿ ُﺐِﻟﺎَّﻄﻟﺍ ُﺏﻮُﻠْﻄَﻤْﻟﺍَﻭ
“…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka
bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas
sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali
dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah
(pulalah) yang disembah” (QS. Al Hajj 73).
Mereka paham bahwa agama dan ideologi baru itu akan
berhadapan dengan mainstream masyarakat Mekkah, masyarakat
Arab, bahkan masyarakat dunia yang masih jahiliyah. Namun
risalah dari Dzat Yang Maha Agung telah membangunkan jiwa dan
membangkitkan akal fikiran mereka. Mereka menghadapi dunia
dan berbagai tantangannya dengan penuh optimis. Merekapun
sadar, iman belum terbukti sahih kalau belum mendapat ujian
dan resiko.
Maka dalam interaksi dengan masyarakat Quraisy dalam dakwah
dan pergolakan pemikiran yang mereka lancarkan, dengan penuh
kesabaran mereka menghadapi penghinaan, penganiayaan,
pemboikotan, dan pengusiran, bahkan pembunuhan. Itulah
pembinaan mental bagi orang-orang yang dilahirkan untuk
mengubah dunia, yang bangkit dari lumpur kejahiliyahan lalu
dibersihkan dan disucikan dengan cahaya risalah langit yang
membuat mereka menjadi makhluk-makhluk yang baru yang siap
memimpin dunia. Wajarlah mereka dapat menaklukkan Persia dan
mengalahkan Rumawi.
Lihatlah kesiapan mental mereka dalam berbagai pertempuran
luar biasa. Abdullah bin Rawahah r.a., Panglima Perang Mu’tah,
mengobarkan semangat dan membekali mental para mujahid yang
jumlahnya cuma 3000 orang dalam persiapan perang melawan
tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang: “Wahai kaum,
demi Allah, sesungguhnya perkara yang tidak kalian sukai tatkala
kalian keluar dalam jihad fi sabilillah, adalah mencari syahadah
(mati syahid). Kita tidak memerangi manusia dengan kekuatan dan
banyaknya personil pasukan, tapi kita memerangi mereka hanya
dengan agama (Islam) ini yang Allah telah memuliakan kita
dengannya. Maka dari itu, berangkatlah kalian. Karena
sesungguhnya, (hasil perjuangan dan pertempuran kalian)
hanyalah satu di antara dua kebajikan, menang atau mati
syahid” (lihat Ibnu Katsir, ibid, Juz III, hal 428).
Sejarah juga mencatat, rahasia keunggulan kaum muslimin yang
diakui oleh Heraclius, sebagaimana dialog Kaisar Rumawi ini
dengan pasukannya.
Kaisar berkata: “Celaka kalian, beritahukanlah padaku tentang
mereka, orang-orang islam yang memerangi kalian itu, bukankah
mereka manusia seperti kalian?”
Mereka menjawab: “Benar”.
Kaisar berkata lagi: “Jumlah kalian yang lebih banyak atau jumlah
mereka?”.
Mereka menjawab: “Bahkan jumlah kami lebih banyak dalam
semua medan tempur”. Kaisar bertanya: “Kalau begitu, mengapa
kalian bisa kalah?”.
Maka seorang tua dari kalangan pembesar mereka menjawab:
“Karena sesungguhnya mereka –tentara Islam itu—mengerjakan
sholat di waktu malam, berpuasa di siang hari, dan mereka
menepati janji, memerintah kepada yang makruf, mencegah dari
yang mungkar, dan saling membagi di antara mereka (tidak
mementingkan diri sendiri). Sedangkan kita –tentara Rumawi--
kalah karena sesungguhnya kita gemar minum minuman keras
(khamr), berbuat zina, suka melakukan yang haram, melanggar
janji, gampang marah, berbuat zalim, memerintah dengan
kekerasan (represif), mencegah dari apa yang Allah ridlai serta
berbuat kerusakan di muka bumi”.
Maka kaisar Heraclius pun berkata kepada orang tua itu: “Engkau
telah membuat aku percaya bahwa kita memang pantas kalah”.
(lihat Nasution, Kedudukan Militer dalam Islam, hal 44).
Keunggulan dalam sikap dispilin serta moral sebagai prajurit
bukan sekedar disiplin biasa, tapi disiplin yang lahir dari suatu
dorongan ideologis yang luar biasa. Sebelum terjadinya
pertempuran dalam Perang Qadisiyyah, Panglima Rustum,
panglima perang negara adidaya Persia, bertanya kepada tiga
utusan kaum muslimin, Rabi’ bin Amir, Hudazifah bin Mihshan,
dan Mughirah bin Syu’bah, apa motivasi mereka datang ke Persia?
Ketiga utusan itu menjawab: “Seusungguhnya Allah telah
mengutus kami untuk membebaskan siapa saja dari perbudakan
manusia agar menghamba kepada Allah Yang Esa, dan dari
kesempitan dunia kepada keluasannya, dan daripada
penyimpangan semua agama kepada keadilan islam. Maka Allah
telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa din-Nya, kepada
seluruh makhluk-Nya. Maka siapa saja yang menerima din ini dari
kami, akan kami terima darinya dan kami akan kembali
daripadanya, dan kami akan meninggalkan dia dengan tanah
airnya. Akan tetapi, siapa yang menolak akan kami perangi sampai
kami Surga atau mendapatkan kemenangan” (lihat Nasution, idem,
hal 28).
Bagaimana membuat Iman produktif?
Pertama, periksa kembali keyakinan kita kepada Allah SWT. Apakah
kita beriman hanya mengikuti orang tua dan umumnya
masyarakat? Jika itu, maka kualitas iman kita akan tergantung
kecenderungan umum. Kalau umumnya iman kaum muslimin hari
ini mandul, mandul pula iman kita. Maka yang harus ditempuh
adalah, mengkaji kembali darimana keyakinan kita kepada Allah
SWT kita peroleh. Kita mesti bertanya: Kita hidup ini dari mana?
Mau kemana? Siapa yang menciptakan kita? Apa pula kehendak-
kehendak-Nya? Setelah mati, bagaimana kesudahan kita? Yakni,
apakah sudah selesai dengan mati ataukah masih ada sesuatau,
yaitu kita akan kemana? Jika kita akan kemana? Apa pula
konsekwensi yang akan kita hadapi?
Kedua, untuk mempertebal iman kita, mengoptimalkan daya fikir
kita, dan mensucikan hati kita, agar kita senantiasa ingat,
bersyukur, berfikir, bertaqwa, dan mendapat hidayahnya, kita
perlu membaca ayat-ayat Al Qur’an yang mengajak kita berfikir,
misalnya QS. Ali Imran 190-191, Ar Ruum 20-25, Ghafir[40] 13,
Fushilat 37-39, dll. Dan Allah SWT telah pastikan bahwa binatang
yang paling jelek di sisinya adalah mereka yang tidak mau berfikir
dan beriman kepada-Nya sebagaimana firman-Nya pada QS. Al
Anfal 22 dan 55.
Ketiga, membaca ayat-ayat yang mengaitkan antara iman dan amal
sholih sebagai konsekuensi keimanan, yang sekaligus menunjukkan
bahwa iman itu produktif, misalnya: Qs. Al Baqoroh 3-4, 82,143,
153, 177, 178, 277, 278, Ali Imran 28, 100, 102-103, 173, 200, An
Nisa 2


Posted via Blogaway

Sunday, 9 March 2014

Kasus Ade sara,1 dari sekian banyak masalah kenakalan remaja.

  Tragis dan sadis, ABG Ade Sara Angelina
Suroto (19) tewas dibunuh oleh mantan pacarnya yang bernama
Ahmad Imam Al-Hafitd. Sang mantan dibantu kekasih barunya yaitu
Assyifa tega membunuh Sara karena motif asmara.
Hafitd nekat membunuh mantan pacarnya Ade Sara Angelina Suroto
karena skandal asmara sesama ABG. Saat membunuh Sara, Hafitd
dibantu kekasihya yaitu Assyifa alias Sifa. Mengapa kedua sejoli ini
tega membunuh Sara?

Beberapa hal yang menyebabkan laki-laki terseret ke neraka.

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan,” (Surat At Tahrim : 6).

Sohib muda KALAU dilihat secara renungan makrifat, terdapat satu hadis
Nabi Muhammad s.a.w. yang menceritakan pengalaman
baginda bertemu Allah SWT di Sidratul Muntaha malam Israk
Mikraj, di mana Allah SWT telah memperlihatkan kepadanya
keadaan wanita yang kebanyakan mereka dihumban dalam api
neraka lantaran beberapa kesalahan semasa berada di dunia.
Di akhirat nanti ada 4 golongan lelaki yang akan ditarik masuk
ke neraka oleh wanita. Lelaki itu adalah mereka yang tidak
memberikan hak kepada wanita dan tidak menjaga amanah
itu.

1. Ayahnya

Jika seseorang yang bergelar ayah tidak mempedulikan anak
perempuannya di dunia. Dia tidak memberikan segala
keperluan agama seperti mengajarkan shalat, mengaji, dan
sebagainya. Dia membiarkan anak perempuannya tidak
menutup aurat. Tidak cukup kalau dangan hanya memberi
kemewahan dunia saja. Maka dia akan ditarik ke neraka oleh
anaknya.
Duhai lelaki yang bergelar Ayah, bagaimanakah keadaan anak
perempuanmu sekarang? Apakah kau mengajar shalat dan
shaum (puasa) padanya? Menutup aurat? Pengetahuan agama?
Jika tidak terpenuhi, maka bersedialah untuk menjadi bagian
dari Neraka.

2. Suaminya

Apabila suami tidak mempedulikan tindak tanduk isterinya.
Bergaul bebas. Membiarkan istri berhias diri untuk lelaki yang
bukan mahramnya.
Jika suami mendiam istri yang seperti itu walaupun suami
adalah orang yang alim, suami adalah shalatnya yang tidak
pernah bolong, suami adalah yang shaumnya tidak pernah
lalai. Maka dia akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama
ke dalam Neraka.
Duhai lelaki yang bergelar Suami, bagaimanakah keadaan istri
tercinta sekarang? Dimanakah dia? Bagaimana akhlaknya? Jika
tidak kau jaga mengikuti ketetapan Islam, maka terimalah
keniscayaan yang kau akan sehidup semati bersamanya hingga
Neraka.

3. Saudara Lelakinya

Apabila ayahnya sudah tiada, tanggungjawab menjaga
kehormatan wanita jatuh pada saudara lelakinya (kakak,
paman). Jika mereka hanya mementingkan keluarganya saja
dan adik atau keponakannya dibiarkan dari ajaran Islam, maka
tunggulah tarikan mereka di akhirat kelak.
Duhai lelaki yang mempunyai saudara perempuan, jangan
hanya menjaga amalmu dan melupakan amanah yang lain.
Karena kau juga akan pertanggungjawabkan diakhirat kelak.

4. Anak Lelakinya

Apabila seorang anak laki-laki tidak menasehati Ibunya perihal
kelakuan yang tidak dibenarkan dalam Islam. Bila ibu
membuat kemungkaran, mengumpat, memfitnah, mengunjing,
maka anak itu akan ditanya dan dimintai pertanggungjawaban
di akhirat kelak. Dan bersama menemani ibunya di Neraka.
Duhai anak lelaki, sayangilah ibumu, nasihatilah dia jika
bersalah atau lalai. Karena ibu juga insan biasa, tak lepas dari
melakukan dosa. Selamatkanlah dia dari ancaman neraka, jika
tidak, kau juga akan ditarik menjadi teman di dalamnya.
Betapa hebatnya tarikan wanita. Bukan saja di dunia, tapi juga
di akhirat yang tak kalah hebat tarikannya. Maka, kaum lelaki
yang bergelar ayah, suami, saudara atau anak harus
memainkan peran mereka dengan baik. [Hetty Nirawaty/
berbagi kisah tentang kehidupan]
Sumber: islampos.com

Friday, 7 March 2014

Brow.....

Bro, Kok Nggak Sholat Ke Masjid?
Sholat, adalah amal ibadah kita yang akan dihisab nanti di
akherat. Dan sholat juga adalah pembeda antara muslim dengan
kafir. Dengan sholat juga kita bisa memperoleh ketenangan dan
kedamaian dalam hati.
Begitu pentingnya ibadah sholat buat kita para muslim, tapi
kenyataan yang kita lihat sekarang ini sangat miris sekali. Banyak
banget para cowok yang sengaja meninggalkan sholat atau ngeles
dengan beraneka rasa dan alasan, buat ngehalalkan segala cara
biar nggak jadi terdakwa karena mereka males ke masjid.
Padahal bro, kalau aja kita tahu bahkan orang buta sekalipun
wajib melaksanakan shalat berjama'ah. Secara, mereka mungkin
bisa beralasan dengan "kelemahan" mereka dalam melihat. Tapi
tetep aja nggak ada keringanan buat mereka, walaupun juga
rumah mereka berjauhan dari masjid.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seseorang lelaki buta datang
kepada Nabi seraya bertanya, "Wahai Rasulullah, aku tidaklah
memiliki penuntun jalan untuk menuntunku datang ke masjid,
kemudian ia meminta Rasulullah memberikan keringanan
kepadanya. Ketika ia berpaling (hendak berlalu pergi) Rasulullah
memanggilnya kembai dan berkata, "Apakah kamu mendengar
panggilan (adzan)." Ia berkata, "Ya." Rasulullah bersabda, "Maka
Jawablah." (HR. Muslim)
Bener- bener, untuk alasan sholat berjamaah ini, Rasulullah SAW
serius buat memberikan ancaman yang keras bagi para kaum
muslimin yang nggak mengerjakan sholat berjamaah di masjid.
Dari Sahabat Abu Hurairah ra berkata, saya mendengar Rosulullah
SAW bersabda :
"Sungguh saya ingin memerintahkan para pemuda untuk
mengumpulkan kayu bakar yang banyak, kemudian saya akan
mendatangi orang-orang yang sholat dirumahnya tanpa uzur, dan
saya bakar rumah-rumah mereka." ( HR Muslim, Abu Daud, Ibnu
Majah dan Tirmidzi )
Friend, Kalau aja hal itu dilaksanakan dijaman sekarang, maka
bakalan sedikit rumah- rumah yang "selamat". Dan tau nggak,
secara gitu, Rasulullah yang begitu berkasih sayang dengan
ummatnya, bahkan sangat marah sehingga ingin membakar
rumah orang-orang yang sholat fardhu dirumahnya, padahal suara
adzan terdengar dari tempatnya berada. Trus.. hellooo gimana
cerita wahai cowok- cowok yang mengaku muslim, yang sehat
segar bugar, dan yang nggak punya udzur syar'i, kenapa kita
masih saja bisa santai- santai dengan peringatan ini?
So, udah saatnya sisa umur kita ini kita buat untuk ngelakuin
kebaikan. Buang deh jauh- jauh perasaan takut atau kawatir
dianggap sok alim, gara- gara "tongkrongan" kita beralih dari mall
ke masjid- masjid. Kalau nggak kita yang muda- muda ini yang
memberi contoh buat memakmurkan masjid, ya siapa lagi? Malu
kali tuh sama bapak- bapak atau kakek- kakek yang udah uzur,
tapi masih sangat rajin ke masjid. Perbaikan diri emang penting
banget buat kita lakuin sekarang, bro. Bukankah kamu semua

muslim sejati?

Posted via Blogaway


Posted via Blogaway

Tuesday, 25 February 2014

Media umat

Assalsmu alaikum....
Alhamdulillah nikmat yang luar biasa pada kesempatan kali ini....bagaimana tidak....
Saat jalan-jalan ke appstore sy menemukan tabloid favorit sy....tabloid media umat

Tabloid berukuran besar yg biasanya harus saya lekuk kalo dibawa kemana-mana kini bisa dinikmati dalam genggaman....android.Subhanallah khan....lebih dari itu tabloid ini kita baca pada kondisi offline jadi enggak perku kuatir kuota internet berkurang..

Udah dech ya... dari kamu penasaran pake banget klik aja di app store dengan kata kunci media umat karna admin belum bisa ngasih linknya...sebagai gantinya oke dech saya kasih screenshoot sakah satu edisinya ya????sikhkn lihat gambar

Wednesday, 15 January 2014

Pluralisme dan pluralitas

Sobat muda, kita harus membedakan antara pluralitas dan pluralisme. Pluralitas adalah sebuah keadaan dimana di tengah masyarakat terdapat banyak ragam ras, suku, bangsa, bahasa dan agama. Ini adalah sebuah kenyataan masyarakat sebagai hasil dari proses-proses sosiologis, biologis dan historis yang telah berjalan selama ini. Secara biologis, Allah SWT memang menciptakan manusia bersuku-suku, berbangsa-bangsa dengan warna kulit, bentuk muka dan rambut serta bahasa yang berbeda-beda. Sedang secara sosiologis, karena manusia bebas memilih, maka wajar bila manusia mempunyai keyakinan atau agama yang berbeda-beda. Jadi, ragam agama, sebagaimana juga ragam ras, suku, bangsa dan bahasa adalah kenyataan yang sangat manusiawi, karenanya semua harus kita terima sebagai sebuah kenyataan masyarakat.Sementara, berbeda dengan pluralitas, pluralisme adalah paham yang menempatkan keragaman sebagai nilai paling tinggi dalam masyarakat. Pluralisme agama adalah sebuah paham yang menyatakan bahwa semua agama adalah sama. Agama apapun dalam pandangan paham ini hanyalah merupakan jalan yang berbeda untuk menuju titik kebenaran yang sama (other way to the same truth). Karena itu, tidak boleh ada klaim kebenaran atau truth claim dari agama manapun bahwa agama itulah yang paling benar, dan juga tidak boleh ada klaim keselamatan atau truth salvation bahwa hanya bila memeluk agama itu saja umat manusia akan selamat dari siksa neraka. Menurut paham ini, karena agama yang ada hanya jalan yang berbeda menuju titik kebenaran yang sama, maka semua agama pasti akan menghantarkan pemeluknya menuju surga.Islam memandang, pluralitas dalam arti keragaman ras, suku, agama, bangsa, bahasa dan agama harus kita terima. Sedang pluralisme, apalagi pluralisme agama harus kita tolak karena bertentangan dengan prinsip-prinsip aqidah Islam.karena dalam islam suda jelas bagiku agamaku, bagimu agamamu.....

Meneladani kepemimpinan nabi Muhammad rosulullah saw

Kembali umat Islam berada dalam bulan Rabiul Awwal. Bagi sebagian Muslim, bulan Rabiul Awwal adalah bulan istimewa. Alasannya, karena pada bulan inilah Baginda Rasulullah Muhammad saw. lahir, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awwal, lebih dari empat belas abad yang lalu. Karena itul
ah, sebagian Muslim memandang penting untuk memperingati hari kelahiran (maulid) beliau, tentu bukan semata-mata karena kelahiran beliau sebagai seorang manusia. Sebab, meski Muhammad saw. memiliki keistimewaan nasab dan akhlak terpuji, dari sisi kemanusiaan, beliau sama dengan manusia lainnya. Allah SWT sendiri menyatakan demikian:]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ[Katakanlah, “Sungguh, aku ini manusia biasa seperti kalian...” (QS Fushshilat [41]: 6).Dalam posisinya sebagai manusia, kelahiran Muhammad saw. pun sama dengan lahirnya kebanyakan manusia lainnya saat itu. Jadi, kalaupun hingga hari ini umat Islam memperingati hari kelahiran beliau setiap tahun, tentu karena posisinyayang sangat istimewa sebagai rasul (pembawa risalah/syariah) Allah SWT. Itulah yang ditegaskan oleh Allah SWT:]قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ[Katakanlah, “Sungguh, aku ini manusia biasa seperti kalian. (Hanya saja) aku telah diberi wahyu…” (QS Fushshilat [41]: 6).Itulah alasan utama sebagian kaum Muslim memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. Sikap ini muncul dari rasa cinta (mahabbah) yang mendalam terhadap beliau dalam posisinya sebagai pengemban wahyu/risalah, yang tidak lain merupakan syariah-Nya untuk diberlakuan atas umat beliau.Mengagungkan atau Mengerdilkan?Allah SWT berfirman:]وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ[Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berada di atas khuluq yang agung (QS al-Qalam [68]:4).Imam Jalalain dalam kitab tafsirnya menafsirkan kata khuluq dalam ayat di atas dengan dîn (agama). Imam Ibn Katsir—seraya mengutip Ibn Abbas, Mujahid, Abu Malik, As-Sadi dan Rabi bin Anas, Adh-Dhahak dan Ibn Zaid—juga menyatakan bahwa ayat di atas bermakna, “Wa innaka la’alâ dîn[in] ‘azhîm (Sesungguhnya engkau [Muhammad] benar-benar berada di atas agama yang agung),” yakni Islam (Ibn Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, IV/403).Terkait ayat ini, Ibn Kasir juga menukil sebuah hadis yang dituturkan oleh Muammar dari Qatadah, bahwa Aisyah Ummul Mukminin ra. pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw. Beliau menjawab, “Kâna khuluquhû al-Qur’ân (Akhlaknya adalah al-Quran).” (HR Muslim).Dari penjelasan Ibn Katsir di atas bisa disimpulkan, bahwa keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. terletak pada ‘akhlak’-nya, sementara ‘akhlak’ beliau adalah al-Quran itu sendiri. Dengan kata lain, keagungan akhlak Baginda Nabi saw. adalah cerminan dari keagungan al-Quran, karena memang seluruh budi-pekerti/perilaku Rasulullah saw. mencerminkan seluruh isi al-Quran. Dengan demikian, maksud dari takrîm[an] wa ta’zhîm[an] (memuliakan dan mengagungkan) Rasulullah saw. sebagai motif sebagian kaum Muslim dalam memperingati Maulid Nabi saw. sejatinya tidak lain adalah memuliakan dan mengagungkan al-Quran.Baginda Nabi saw. memiliki akhlak al-Quran karena beliau mengamalkan seluruh isi al-Quran dan menerapkan hukum-hukumnya,baik terkait dengan perkara akidah (keimanan), ibadah (shalat, shaum, zakat, haji, dll), muamalah (sosial, pendidikan, politik,pemerintahan, keamanan, dll) maupun ‘uqûbât (hukum dan peradilan).Hanya menjadikan al-Quran sekadar sebagai kitab bacaan bukanlah sikap mengagungkan al-Quran. Hanya mengamalkan sebagian kecil isi al-Quran (misalnya hanya dalam perkara akidah, ibadah dan akhlak saja), bukan pula sikap mengagungkan al-Quran. Sikap demikian justru mengkerdilkan keagungan al-Quran, yang berarti mengkerdilan keagungan Nabi Muhammad saw. sebagai representasi al-Quran.Anehnya, disadari atau tidak, sikap itulah yang selama ini ditunjukkan oleh sebagian besar umat Islam saat ini. Hal itu terjadi seiring dengan Peringatan Maulid Nabi saw. yang setiap tahun dilaksanakan oleh sebagian kaum Muslim. Berbagai ceramah dan tablig yang disampaikan dalam Peringatan Maulid Nabi saw. dari mulai di mushala-mushalakecil di pinggir kampung hingga di istana negara di ibukota hanya berisi pesan-pesan yang justru mengkerdilkan keagungan Baginda Nabi Muhammad saw. dan kebesaran al-Quran yang dibawanya, bukan mengagungkan keduanya. Bagaimana tidak! Yang sering diserukan oleh merekahanyalah seruan untuk meneladani akhlak Rasulullah saw. secara pribadi, atau paling banter dalam kapasitasnya sebagai pemimpin rumah tangga. Di luar itu—misalnya dalam posisi Baginda Rasulullah saw. sebagai pemimpin negara/kepala pemerintahan yang menerapkan syariah Islam secara total dalam kehidupan masyarakat—jarang sekali diungkap; seolah-olah hal demikian tidak layakuntuk diteladani oleh umat Islam.Dalam setiap Peringatan Maulid Nabi saw. para penguasa Muslim pun hampir pasti selalu menyerukan tentang pentingnya meneladani akhlak Baginda Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi. Namun, tak sekalipun mereka menyerukan pentingnya umat Islam, termasuk penguasanya, untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam segala aspek kehidupan masyarakat (di bidang pendidikan, ekonomi, politik, pemerintahan, peradilan, keamanan dll). Padahal semua itu telah dipraktikkan dan dicontohkan secara jelas oleh Baginda Rasulullah saw. dalam hampir separuh episode kerasulannya di Madinah al-Munawwarah pasca hijrah. Yang terjadi, para penguasa tetap menjalankan hukum-hukum kufur yang bersumber dari ideologi Kapitalisme, dan sebaliknya tetap enggan menerapkan hukum-hukum Islam. Di sejumlah negeri Islam, para penguasanya bahkan berusaha keras memerangi siapa saja yang berjuang untuk menerapkan syariah Islam secara total dalam negara.Sikap mereka ini persis seperti sikap Abu Lahab. Dalam riwayat penuturan Urwah bin az-Zubair dari Tsuwaibah, mantan budak Abu Lahab yang kemudian pernah menyusui Muhammad saw. saat bayi, disebutkan bahwa Abu Lahab memerdekakan Tsuwaibah karena gembira atas kelahiran Muhammad saw. (karena Muhammad saw. memangkeponakannya, peny.) (Lihat: HR al-Bukhari dan Ibn Hajar al-Asqalani dalam Fath al-Bâri). Namun pada akhirnya, dia menjadi orang yang paling membenci, memusuhi dan selalu menghalang-halangi dakwah Nabi saw. yang berupaya menyebarluaskanrisalah Allah sekaligus menegakkan syariah-Nya.Jika demikian, dimana letak sikap mengagungkan Baginda Nabi saw., sementara yang terjadi adalah pengkerdilan atas keagungan beliau? Dimana pula letak upaya mengagungkan al-Quran, sementara yang sedang dipraktikkan pada dasarnya adalah pengkerdilan atas keagungan al-Quran?Meneladani Kepemimpinan Nabi saw.Sebentar lagi, bangsa Indonesia bakal mengikuti Pemilu 2009, yang tidak lain ditujukan untuk memilih para calon pemimpin yang baru, baik yang duduk di pemerintahan (eksekutif) maupun di DPR (legislatif).Dalam pandangan syariah, memilih pemimpin bagi kaum Muslim termasuk ke dalam kewajiban kolektif (fardhu kifayah). Dalilnya antara lain adalah firman Allah SWT:]أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ[Taatilah oleh kalian Allah dan Rasul-Nya serta pemimpin di antara kalian (QS an-Nisa’ [4]: 59).Ayat ini secara tegas memerintahkan kaum Muslim untuk menaati Allah SWT, Rasul-Nya dan pemimpin mereka. Perintah ini sekaligus berarti perintah untuk‘mengadakan’ sosok orangnya.Sejumlah hadis juga mengisyarakatkan bahwa kaumMuslim wajib membaiat (memilih dan mengangkat) seorang khalifah, yakni pemimpin bagi kaum Muslimsecara umum. Rasul saw., misalnya bersabda:«وَمَنْ مَاتَ وَلَيْسَ فِي عُنُقِهِ بَيْعَةٌ مَاتَ مِيتَةً جَاهِلِيَّةً»Siapa saja yang mati, sementara di pundaknya tidak ada baiat (kepada imam/khalifah), maka dia mati dalam keadaan Jahiliah (HR Muslim).Hadis ini pun meniscayakan keharusan adanya sosokorang yang harus dibaiat sebagai pemimpin/khalifah.Ijmak Sahabat semakin menegaskan kewajiban memilih dan mengangkat pemimpin ini. Hal ini dibuktikan oleh sikap para Sahabat yang menunda penguburan jenazah Rasulullah saw. saat wafatnya selama dua malam tiga hari, kemudian mereka lebih mendahulukan upaya memilih dan membaiat khalifah (pengganti) beliau dalam urusan pemerintahan, bukan dalam urusan kerasulan.Namun demikian, berbicara tentang kepemimpinan seharusnya tidak hanya terbatas pada sosok orangnya, tetapi juga sistem pemerintahan. Semua nash al-Quran dan al-Hadis yang berbicara tentang kepemimpinan senantiasa menyinggung kedua aspek ini, baik secara tersurat maupun tersirat. Baginda Rasulullah saw., misalnya, selain sebagai pengemban risalah, adalah juga seorang kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah). Sistem pemerintahan yang beliau jalankan tidak lain adalah sistem pemerintahan Islam yang berdasarkan syariah Islam.Ijmak Sahabat tentang wajibnya mengangkat sekaligus membaiat khalifah pun tidak terlepas dari kedua aspek ini: sosok pemimpin dan sistem pemerintahan yang dijalankannya. Khulafaur Rasyidin dan para khalifah setelah mereka adalah sosok para pemimpin Kekhilafahan Islam. Khilafah Islam tidak lain adalah sistem pemerintahan yang didasarkan pada syariah Islam,


Posted by Ahmad zaenuri

Enak dan gak enaknya Jadi mahasiswa

MASA-MASA SAAT MAHASISWA

Tahun ke-1 : Masa ADAPTASI.

Slogannya, "Kuliah, smangat! Aku harus bahagian ortu dan meraih cita-citaku". Patuh sama kakak senior, adaptasi pola belajar, sering kangen sama ortu, saat tanggal tua suka ingin pulang karena uang semakin menipis

Tahun ke-2 : Masa MENCOBA.

Biasanya ingin banget aktif di organisasi. Belajar kepemimpinan dan aktualisasi diri. Udah mulai tahu strategi belajar yangpas, mulai banyak kenalan, mulai cari2 peluang.

Tahun ke-3 : Masa KEEMASAN.

Ada yang sibuk kuliah, dapet amanah organisasi, sibuk usaha, ga sedikit juga yang disibukkin dengan hobi dan kesia-siaan. Mestinya tahun ketiga jadi moment kesuksesan, karena udah semakin matang dan tahu dunia kampus sesungguhnya.

Tahun ke-4 : Masa PENENTUAN.

Di tahun ini bisa diliat mana yang di 3 tahun yang lalu serius kuliah atau nggak, keakraban dengan temen sekelas mulai hilang, semua fokus sama masalah masing-masing. Ada yang menyelesaikan skripsi, ada yang sibuk ngulang mata kuliah, ada yajg keburu di lamar, atau sibuk ngembangin usahanatau diterima kerja. Pokoknya godaan untuk nyusun skripsi banyak banget.

Tahun ke.>4 : MASA SERBA GAK ENAK,

datang ke kampus malu, kerja belum terlalu jelas, bisnis masih trial and error. Mau ngelamar kehambat kuliah, maungulang matkul malu sama adik angkatan.Buat sobat-sobat yang mau atau sedang kuliah, yuk manfaatin masa di kampus sebaik-baiknya.Yang belum lulus moga dimudahkan untuk menyelesaikanamanah kuliahnya. aamiin

By: Setia Furqon Kholid
At-tafkiir.blogspot.com


Posted by Ahmad zaenuri