Jangan Sampai Domba Lebih Cerdas Dari Kita
"Kalian tidak juga tersadarkan dengan nasihat yang diberikan, Sedangkan domba ternak segera tersadarkan peringatan pengembalanya"
Perkara terberat yang membuat manusia dalam bahaya adalah ketidak-sadarannya bahwa ia sedang dalam bahaya. Ia tidak mau menerima jika dikatakan sedang berada di pinggir jurang yang terjal dan hampir terjungkal ke dalam jurang kehancuran yang dalam. Ini adalah kebodohan terhadap bahayanya kondisi yang dialami, yang membuat seseorang masih terus lupa atau sengaja lupa bahwa ia salah. Akhirnya, ia terbiasa salah dan kemungkaran baginya sudah menjadi tradisi dan sifatnya, kemudian hatinya menjadi tertutup dan terkunci. Hal ini terjadi karena ia tidak segera menangani masalahnya satu per satu sejak awal. Sehingga, ia menjadi keras dan beku serta tidak mengetahui yang baik dan tidak mengingkari yang mungkar.
"Saya tidak melihat bekas dzikir pada tubuh saya, Sementara tambang di batu yang keras meninggalkan bekas."
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka." (QS. Al-Muthaffifiin ayat 14)
"Dan mereka berkata, 'Hati kami tertutup'. Akan tetapi, sebenarnya Allah telah mengutuk mereka karena keingkaran mereka maka sedikit sekali mereka yang beriman." (QS. Al-Baqarah ayat 88)
Kelompok manusia seperti ini adalah orang-orang yang dimaksudkan oleh Allah SWT, dengan firman-Nya:
"Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS. Al-Kahfi ayat 28)
Allah SWT, membuatnya lupa dari kebenaran. Akibatnya, ia mengikuti hawa nafsunya dalam kebatilan sehingga lepas kendalilah ia.
Marilah kita membaca ayat tersebut bersama-sama dan fokuskanlah pada firman Allah SWT ini. "....dan adalah keadaannya itu melewati batas." agar diri kita dapat menyikapi sugesti tersebut dan makna-makna yang dikandungnya, yaitu keterpecahan, kehilangan, dan lepasnya kontrol terhadap segala urusan.
Sayyid Quthb berkata, "Kami buat hati mereka lalai ketika dirinya hanya memikirkan dirinya, hartanya, anak-anaknya dan kesenangan serta kelezatan yang dirasakan syahwatnya. Sehingga, dalam hatinya tidak ada lagi tempat bagi Allah SWT. Hati yang sibuk dengan hal-hal tersebut dan menjadikan semua itu sebagai tujuan hidupnya. Tidak aneh jika ia kemudian lalai dari mengingat Allah. Allah SWT membuatnya lebih lalai lagi dan dibiarkan dalam kondisi seperti itu. Sehingga, lepaslah kendali dari tangannya dan berikutnya ia mendapatkan siksa yang telah Allah siapkan bagi orang-orang seperti dirinya yang mendhalimi diri mereka sendiri juga mendhalimi orang lain."
Mengapa? Karena dengan bersihnya hati itu, menjadi baiklah seseorang, dan dengan kerusakan hati itu, maka rusaklah seseorang.
"Di dalam tubuh itu ada segumpal darah yang jika ia baik maka baiklah tubuh itu seluruhnya dan jika ia rusak maka rusaklah tubuh itu. Ia adalah hati."
Secara gradual, hati tersebut menjadi tidak mempunyai nilai, demikian juga mata dan telinga serta anggota tubuh lainnya.
"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqaan ayat 44)
"Sesungguhnya kamu tidak dapat menjadikan orang-orang yang mati mendengar dan (tidak pula) menjadikan orang-orang yang tuli mendengar penggilan apabila mereka telah berpaling membelakang." (QS. An-Naml ayat 80)
"Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur dapat mendengar." (QS. Faathir ayat 22)
"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa pun. Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu)." (QS. Al-Anfaal ayat 22-23)
"Dan mereka berkata, 'Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu), niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala." (QS. Al-Mulk ayat 10)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata. (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga, (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS. Al-A'raaf ayat 179)
Binatang itu tidak lalai dari tugasnya. Mereka selalu berdzikir dan bertasbih. Binatang itu tidak mempunyai kewajiban hukum. Diriwayatkan dari Sahl bin Muadz dari ayahnya, Rasulullah saw pernah melewati suatu kaum yang sedang berhenti sambil duduk di atas hewan kendaraannya. Mendapati hal itu, Rasulullah berkata: "Kendarailah hewan-hewan itu dengan baik dan biarkanlah dalam keadaan sehat. Jangan jadikan mereka sebagai kursi tempat duduk kalian saat berbicara di jalan maupun di pasar. Bisa saja hewan yang dikendarai itu lebih baik dari yang mengendarinya dan lebih banyak dzikirnya kepada Allah SWT dibandingkan yang mengendarainya itu." (HR. Ahmad)
Hewan-hewan mendapatkan derajat yang lebih tinggi disisi Allah SWT, dibandingkan orang-orang yang telah lalai. Jadi alangkah celakanya orang-orang yang lalai itu.
Diposkan oleh Dwanita Muslimah (Diyah Fadilla Achmad Ruslan)
1 comment:
wkwkwkw gambarnya ada ada aja
Post a Comment