Menyederhanakan Kerumitan yang Sudah Kita Ciptakan
oleh Indahnya Menikah FULL Barokah pada 9 Desember 2011 pukul 17:56 ·
Oleh: Burhan Sodiq
Kita sering membuat rumit sesuatu yang sebenarnya sederhana. Jodoh adalah salah satu dari sekian kerumitan yang kita ciptakan sendiri. Logikanya, kita ada makhluk Allah yang sudah pasti punya takdir baik dan takdir buruk. Sederhananya kita beramal yang optimal, masalah siapakah dia, serahkan saja kepada Allah. Menjadi sangat rumit ketika kita suka membanding-bandingkan calon kita dengan milik orang lain. Akhirnya kita pusing karena terlalu banyak mendengar perkataan dan komentar orang. Dampaknya jadi bimbang dan memutuskan tidak jadi menikah dengan dia hanya karena perkataan orang. Menjadi lebih rumit lagi kalau akhirnya kita bicara pada soal selera. Percayalah, fisik yang indah tidak menjamin apa apa kalau hatinya tidak bisa nyambung dengan kita.
Kerumitan itu menjelma menjadi pekerjaan otak yang sangat menyibukkan. Seperti sedang dikejar kekhawatiran kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Kenapa kita tidak perbanyak doa saja. Apa yang akan menjadi takdir kita, pasti akan menjadi takdir kita. Apa yang bukan takdir kita, sekuat apapun usaha kita, tidak bakalan menjadi takdir kita. Artinya apa, terima yang sudah menjadi takdir kita, maka kita akan menjadi manusia yang paling kaya. Iktiar sekuat kuatnya, dan terimalah hasilnya dengan dada yang lapang dan senyum yang lebar.
Pujilah asma Allah dari setiap nikmat yang kita terima. Karena sebesar apapun musibah yang kita alami, tidak lebih besar dari karunia yang sudah kita terima dari ALlah. Rumus sederhana ini bisa menjadi obat saat kita sepi sendiri, atau saat harapan itu sudah hilang. Perbaikilah hubungan dengan Allah, mintalah tanpa mendikte, dan terimalah takdir yang sudah menjadi ketentuan kita dengan selalu mengusahakan yang terbaik untuk dunia dan akhirat kita. Jadi kalau ada lelaki or wanita yang sudah baik agamanya, bismillah segeralah menikah dan terimalah keajaiban keajaiban yang menyertainya.
Kita sering membuat rumit sesuatu yang sebenarnya sederhana. Jodoh adalah salah satu dari sekian kerumitan yang kita ciptakan sendiri. Logikanya, kita ada makhluk Allah yang sudah pasti punya takdir baik dan takdir buruk. Sederhananya kita beramal yang optimal, masalah siapakah dia, serahkan saja kepada Allah. Menjadi sangat rumit ketika kita suka membanding-bandingkan calon kita dengan milik orang lain. Akhirnya kita pusing karena terlalu banyak mendengar perkataan dan komentar orang. Dampaknya jadi bimbang dan memutuskan tidak jadi menikah dengan dia hanya karena perkataan orang. Menjadi lebih rumit lagi kalau akhirnya kita bicara pada soal selera. Percayalah, fisik yang indah tidak menjamin apa apa kalau hatinya tidak bisa nyambung dengan kita.
Kerumitan itu menjelma menjadi pekerjaan otak yang sangat menyibukkan. Seperti sedang dikejar kekhawatiran kekhawatiran yang kita ciptakan sendiri. Kenapa kita tidak perbanyak doa saja. Apa yang akan menjadi takdir kita, pasti akan menjadi takdir kita. Apa yang bukan takdir kita, sekuat apapun usaha kita, tidak bakalan menjadi takdir kita. Artinya apa, terima yang sudah menjadi takdir kita, maka kita akan menjadi manusia yang paling kaya. Iktiar sekuat kuatnya, dan terimalah hasilnya dengan dada yang lapang dan senyum yang lebar.
Pujilah asma Allah dari setiap nikmat yang kita terima. Karena sebesar apapun musibah yang kita alami, tidak lebih besar dari karunia yang sudah kita terima dari ALlah. Rumus sederhana ini bisa menjadi obat saat kita sepi sendiri, atau saat harapan itu sudah hilang. Perbaikilah hubungan dengan Allah, mintalah tanpa mendikte, dan terimalah takdir yang sudah menjadi ketentuan kita dengan selalu mengusahakan yang terbaik untuk dunia dan akhirat kita. Jadi kalau ada lelaki or wanita yang sudah baik agamanya, bismillah segeralah menikah dan terimalah keajaiban keajaiban yang menyertainya.
No comments:
Post a Comment